Begitu kendaraan memelankan jalannya, saya terbangun, dan ternyata masuk gerbang tol. Kalau di Indonesia itu di gerbang tol. Walau pun dengan E-Tol, tetapi di sini, gerbangnya seperti tenda yang dipasang, tetapi memang bahan bangunannya bukan besi biasa, tiangnya besi tetap kokoh yang paten, tidak ada orang satu pun, kendaraan berjalan pelan, ada bantalan tipis seperti polisi tidur, itu yang menjadi terasa ada 'ganjlugan' cctv atau kamera pengintai berjejer di bagian atas menempel pada pipa besi yang dipasang seperti talang. Di situlah cctv ditempel berjejer tiga atau empat buah ya, tidak sempat menghitung tetapi karena ada beberapa, mungkin tigak atau empat buah. Mungkin disesuaikan dengan jenis kendaraan, cctv mana yang menembak chip pada kendaraan tersebut. Mungkin seperti itu. Dulu Indonesia merencanakan tol otomatis, di tol mau masuk dalam kota, 'Flo' tapi belum digunakan sampai sekarang.
Setelah beberapa jam perjalanan dan sudah melewati gerbang tol, kami dibimbing membaca do'a memasuki Kota Suci Madinah Al-munawwaroh yang artinya: "Ya Allah, negeri ini adalah tanah haram Rasul-Mu Muhammad SAW, maka jadikanlah penjaga bagiku dari neraka, aman dari siksa dan buruknya hisab (perhitungan di hari kemudian)". Setelah selesai membaca do'a, beberapa menit kemudian, barulah kami sampai di Tanah Suci Madinah Al-munawwaroh. Pukul 22.30 WAS kami sampai dan langsung cek in di Hotel Sanabel Al Madinah. Setelah semua berkumpul di lobby hotel, muthawwif membriefing kami untuk salat maghrib di jama takhir ke isya, kemudian besok salat subuh harus berangkat bersama-sama dengan bimbingan muthawwif, pukul 04.00 WAS ditunggu di lobby hotel, dan barulah kemudian membagikan kunci kamar. Ternyata ada perubahan teman sekamar. Karena waktu di Mekkah, kami sekamar berempat, sementara di Madinah satu kamarnya berlima. Otomatis ada yang jadi terpisah. Tidak masalah bagi kami, karena yang penting kan tidurnya, bukan temannya. Karena semua sama dari satu rombongan. Selesai pembagian kunci, kami langsung menuju lantai lima. Di Madinah kamar kami berada dalam satu lantai, yaitu lantai lima, dari kamar 501 sampai 511.
Setelah rapi-rapi, kami melakukan salat isya kemudian dilanjutkan jama takhir untuk salat maghrib. Sepakat dengan teman sekamar bahwa, nanti bangun jam 03.00 WAS, mandi dan siap untuk ke Masjid Nabawi. Kemudian kami tidur untuk melanjutkan istirahat dengan sisa waktu yang ada. Lumayan walau hanya tiga jam lebih. Semoga bisa nyaman berada di Madinah seperti di Mekkah. Aamiin YRA. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI