Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Umroh (8)

1 Januari 2023   05:20 Diperbarui: 1 Januari 2023   05:35 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urutan kekuatan pun benar-benar diatur oleh muthawwif, siapa yang paling depan dan urutan berikutnya. Hanya saja, ketika saya ditugaskan untuk mengabadikan momen itu, tidak bisa bergerak. Selain ada laskar, juga padatnya jamaah yang thawaf, membuat ruang kesempatan untuk menjadi fotografer, kayaknya tidak ada. Selebihnya tidak ada keberanian. Khawatir keseret-seret orang. (maklum nenek). 

Arah yang diambil mengikuti arus yang berjalan, berputar berlawanan arah jarum jam dengan mengarah ke dalam mendekati dinding kabah melewati tempat hijir Ismail, terus menjorok ke dalam di sudut mendekati Hajar Aswad, kelompok laki-laki sudah mulai merapat ke dinding Ka'bah, yang selanjutnya memasang strategi. Muthawwif mulai memasangkan tangan kirinya menahan ke dinding sudut di atasnya Hajar Aswad. 

Dengan tangan beliau menahan, maka anggota di belakangnya lewat bawah keteknya, mulai menyeruduk menyeruak menyodorkan mukanya untuk mencium Hajar Aswad. Dan Teknik itu sangat jitu, semua anggota kelompok laki-laki bisa mencium Hajar Aswad dengan selamat.

Selang beberapa menit, tidak sampai satu jam, ada setengah jam kayaknya, kelompok laki-laki yang mencium 'hajar aswad' sudah Kembali ke kelompok perempuan yang menunggu di tempat yang agak teduh, lebih di belakang lagi dari tempat tadi berdoa setelah thawaf. Alhamdulillah semuanya bisa atas izin Allah Yang Maha Kuasa.  

Setelah selesai semuanya, barulah kami secara bersama-sama meninggalkan Ka'bah, untuk menuju hotel. Semua diberi penjelasan bahwa kalau sudah melakukan thawaf wada berarti kita sudah tidak bisa lagi beribadah di Mekkah Al-Mukarromah, kalau kita keluar dan masuk lagi, yaitu artinya kita gak akan pulang-pulang, karena harus mengawali lagi umroh pertama dan seterusnya, dan juga harus thawaf wada lagi. Maka akan lebih baik kita pulang. Istirahat untuk persiapan perjalanan menuju Tanah Suci Madinah Al-Munawwaroh

Selamat tinggal Tanah Suci Mekkah Al-Mukarromah, semoga kami dipanggil Kembali ke sini, dengan anak-anak dan saudara kami yang lain. Semoga Allah meridhai. Aamiin YRA.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun