Di pinggir jalan sudah mulai dibangun tenda-tenda terbuka, sebagai daya tarik bagi wisatawan yang akan beristirahat sejenak sebelum sampai di tempat yang indah yaitu sebuah bukit berhiaskan lampu dan tempat mainan anak-anak, dengan villa-villa mungil berjejer di pinggiran bukit tertata rapi. Mungkin besarnya villa tersebut ukurannya standar, karena dilihat dari bawah, jadi seperti rumah mungil dengan bentuk bangunan sama. Terlihat indah sekali. Belum terlihat aktivitas pengunjung di sana. Tapi yang di tenda-tenda pinggiran jalan sudah mulai ramai.
Mobil-mobil terparkir di pinggir jalan. Tidak mengganggu, karena spasi antara jalan dan pinggirannya, cukup bahkan lebih untuk digunakan parkir mobil. Itulah pemandangan yang mengasyikkan sepanjang jalan menuju Kota Thaif yang kami tuju.
PasÂ
waktunya maghrib tiba, kami sampai di tempat kinjungan pertama yaitu tempat penyulingan bunga mawar. Dari proses penyulingan tersebut dihasilkan beberapa produk yang dipasarkan kepada kami rombongan yang berkunjung.
Produk tersebut di antaranya parfum nonalkohol, air yang bisa diminum langsung, air yang bisa dicampurkan dengan seduhan teh, dan banyak lagi produk lainnya seperti bermacam-macam sabun. Ketika berkunjung ke temapt tersebut kebetulan ada hujan turun. Gerimis sih, tapi sangat menambah dinginnya hawa di tempat itu.
Dari tempat itu kami melanjutkan perjalanan ke tampat buah-buahan. Konon katanya buah-buahan yang ada di situ sama dengan buah-buahan yang ada di Indonesia.
Betul sekali, ternyata buah-buahan yang ada tidak asing bagi kami. Hanya ada satu buah yang mungkin belum ada di Indonesia. Yaitu buah kaktus. Sayang buah yang dijadikan tester jumlahnya sedikit. Akhirnya hanya yang duluan datang yang bisa nyicip. Mudah-mudah, suatu hari Indonesia juga perkebunan kaktus yang dapat berbuah. Katanya sih enak, manis. Di antara peserta rombongan banyak juga yang beli buah-buahan tersebut, terutama buah delima yang besar-besar dan rasanya manis.
Mengingat waktu sudah mulai malam, sementara kami rombongan belum makan, maka kami menyepakati setelah dari tempat itu kami akan menuju tempat makan.
Tetapi, sebelum meninggalkan tempat tersebut kami biasa melakukan rukun umroh yang ke tujuh, yaitu foto bersama. Kami berfoto di gapura perbatasan antara Thaif dan Mekkah.