Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

HIV

24 Oktober 2022   13:00 Diperbarui: 24 Oktober 2022   13:01 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau selama saya amati anak itu tidak nakal, Bu. Tapi kenapa dia bisa HIV ya, saya yang ngajar dia dari kelas 7 dan sekarang sekarang kelas 8, kayaknya gak pernah kedengaran ada masalah dan juga gak ada catatan kenakalan. Kok tiba-tiba sekarang kena HIV", Bu Eje merasa kecolongan dengan perilaku anak didiknya.

"Kalau begitu panggil saja anaknya, kita ajak bicara supaya jelas duduk perkaranya. Kalau memang positif HIV, kita panggil orang tuanya dan kita rembugan bagaimana untuk rehabilitasinya," Kepala sekolah panjang lebar menjelaskan.

Dengan sigap Bu Eje segera permisi kepada guru dan kepala sekolah yang ada di ruang guru, kemudian balik kanan menuju kelas yang sedang akan berlangsung KBM bahasa Indonesia bidang yang diampunya. 

Ketika sampai di kelas, Bu Eje langsung menanyakan apakah Syasya yang tadi permisi sudah balik ke kelas atau belum. "Anak-anak, apakah Syasya sudah kembali ke kelas?" tanya Bu Eje dengan jantungnya yang berdebar cemas dengan keadaan. Ternyata memang Syasya sudah ada di kelas. "Syasya, ikut ibu ke kantor, yang lainnya lanjutkan dulu materi struktur dan kebahasaan teks eksplanasinya ya.

Tiba di ruang guru, Syasya langsung disuruh duduk, "Silakan Syasya duduk, ibu mau tanya, mohon dijawab dengan jujur ya,"kata kepala sekolah. "Baik Bu. Tapi kalau boleh tahu ada masalah apa ya, Bu. Kok Syasya mau ditanya Ibu kepala sekolah," tanya Syasya heran. 

"Begini Syasya. Ibu mendengar kalau Syasya ada masalah, kenapa Syasya gak cerita sama kami guru dan wali kelas, kan kalau Syasya  mau cerita, Ibu dan bapak ibu guru bisa bantu," ibu kepala sekolah setengah merayu dengan tujuan agar anak itu mau jujur menyampaikan apa yang dialaminya.

"Masalah apa ya, Bu. Syasya bingung. Menurut Syasya, kayaknya Syasya gak pernah punya masalah, silakan tanya Bu Eje," jawab Syasya masih keheranan.

"Justru barusan Bu Eje melaporkan ke kami, kalau Syasya sedang ada masalah," kepala sekolah mulai menuju permasalahan.

"Masalah apa ya, Bu. Saya jadi takut, " Syasya tambah mengkerut nyalinya.

"Denger-dengar katanya Syasya, maaf ya ini mah Ibu bicara begini itu, hanya ingin tahu saja kebenarannya seperti apa. Karena tadi dari guru yang ada di sini sudah pada panik," kepala sekolah mulai akan membeberkan masalahnya.

"Sama Bu. Syasya juga mulai panik dan ketakutan nih, " Syasya sudah tidak mampu lagi menahan ketakutannya dan akhirnya menangislah dia di ruang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun