Mohon tunggu...
Lilis Apriani
Lilis Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional

22 Januari 2025   08:50 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:19 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional pada Anak

Perkembangan sosial-emosional pada anak mencakup kemampuan untuk mengelola emosi, membangun hubungan sosial yang sehat, dan memahami serta berempati terhadap orang lain. Namun, ada berbagai gangguan yang dapat memengaruhi perkembangan ini, menghambat kemampuan anak untuk berinteraksi dengan baik di lingkungan sosial mereka. Gangguan-gangguan ini dapat berakar dari faktor genetik, lingkungan, atau peristiwa traumatis dalam hidup anak.

1. Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder - ASD) adalah salah satu gangguan perkembangan yang dapat sangat memengaruhi kemampuan sosial-emosional anak. Anak dengan ASD biasanya mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dan berkomunikasi dengan orang lain. Mereka sering kesulitan memahami ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan norma-norma sosial yang penting dalam membangun hubungan interpersonal.

Selain itu, anak dengan ASD mungkin menunjukkan pola perilaku repetitif atau minat yang sangat terbatas pada suatu hal. Hal ini dapat menghalangi mereka untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang bervariasi. Ketidakmampuan untuk merespons secara emosional terhadap orang lain juga menjadi tantangan besar bagi perkembangan sosial mereka.

2. Gangguan Kecemasan Sosial

Anak dengan gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder) mengalami rasa takut atau cemas yang berlebihan dalam situasi sosial, seperti berbicara di depan orang banyak atau berinteraksi dengan teman sebayanya. Gangguan ini dapat menyebabkan anak menghindari situasi sosial yang penting untuk perkembangan emosional mereka. Sebagai contoh, anak mungkin enggan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok atau berbicara dengan orang yang baru dikenalnya.

Kecemasan sosial yang tidak ditangani dengan baik dapat menghambat kemampuan anak untuk membangun keterampilan sosial yang penting. Akibatnya, anak bisa tumbuh menjadi individu yang cenderung menarik diri dan kesulitan dalam membangun hubungan positif dengan orang lain.

3. Gangguan Perilaku Disruptif

Gangguan perilaku disruptif, seperti gangguan perilaku oposisi (Oppositional Defiant Disorder - ODD) atau gangguan perlawanan yang lebih parah (Conduct Disorder - CD), sering muncul pada anak-anak yang kesulitan mengelola emosi dan perilaku mereka. Anak dengan gangguan ini cenderung menunjukkan perilaku agresif, destruktif, atau penuh perlawanan terhadap aturan dan otoritas. Mereka mungkin sering bertindak tanpa pertimbangan dan berperilaku dengan cara yang merugikan diri sendiri atau orang lain.

Perilaku ini biasanya berasal dari kesulitan dalam mengontrol emosi, terutama rasa marah atau frustrasi. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah besar dalam hubungan sosial dan perkembangan emosional anak, karena mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan konflik secara sehat dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungan interpersonal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun