Mohon tunggu...
Lilis Apriani
Lilis Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Teori psikososial erik Ericsson

18 Januari 2025   09:27 Diperbarui: 18 Januari 2025   09:27 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

5. Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun)

Remaja memasuki fase pencarian identitas diri. Mereka mulai mengeksplorasi berbagai peran, nilai, dan keyakinan, serta mencari tahu siapa mereka dan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Krisis identitas ini dapat memunculkan kebingungan peran, di mana remaja merasa bingung dan tidak yakin tentang masa depan mereka. Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting untuk membantu remaja menemukan identitas yang sehat.

6. Intimasi vs. Isolasi (18-40 tahun)

Pada tahap dewasa muda, individu mulai mencari hubungan yang lebih intim dan bermakna dengan orang lain. Keterbukaan dan kemampuan untuk membangun hubungan emosional yang mendalam sangat penting. Jika individu gagal mengembangkan kedekatan ini, mereka dapat merasa terisolasi dan kesepian.

7. Generativitas vs. Stagnasi (40-65 tahun)

Di usia paruh baya, individu mulai merasa ingin memberikan kontribusi kepada generasi berikutnya, baik melalui keluarga, pekerjaan, atau komunitas. Mereka ingin merasa bahwa hidup mereka memiliki tujuan dan makna. Jika mereka merasa bahwa hidup mereka tidak membawa dampak atau hanya berputar di tempat, mereka dapat mengalami stagnasi.

8. Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Pada tahap akhir kehidupan, individu mengevaluasi kembali hidup mereka. Mereka mencari integritas dan kepuasan atas apa yang telah mereka capai. Jika mereka merasa bahwa hidup mereka telah penuh dengan pencapaian dan kebahagiaan, mereka akan merasakan rasa damai dan kebijaksanaan. Namun, jika mereka merasa bahwa hidup mereka sia-sia atau penuh penyesalan, mereka dapat mengalami keputusasaan.

Implikasi Teori Erikson dalam Kehidupan Sehari-hari

Teori psikososial Erikson memberikan wawasan penting tentang bagaimana individu beradaptasi dan berkembang dalam konteks sosial dan budaya. Teori ini mengajarkan bahwa perkembangan manusia bukanlah suatu proses linier yang selesai pada masa kanak-kanak, melainkan berlanjut sepanjang hidup. Setiap tahap kehidupan membawa tantangan psikososial yang perlu dihadapi, dan keberhasilan dalam menghadapinya akan mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang di masa depan.

Sebagai contoh, pada masa remaja, tantangan terbesar adalah mencari identitas diri. Jika seorang remaja berhasil mengatasi kebingungan peran dan menemukan identitas yang kuat, mereka akan lebih siap untuk memasuki hubungan intim pada masa dewasa muda. Sebaliknya, jika mereka tidak berhasil mengatasi krisis ini, mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan di kemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun