Mohon tunggu...
Lilis Andarwati
Lilis Andarwati Mohon Tunggu... Guru - Lifelong learning by teaching students.

Siapa yang berbuat baik maka akan mendapatkan kebaikan itu dan siapa yang berbuat buruk maka akan mendapatkan keburukan itu

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Arti dari Sebuah Kenangan

24 Februari 2024   08:29 Diperbarui: 24 Februari 2024   10:30 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Lilis Andarwati

Arti Dari Sebuah Kenangan


Pagi ini aku duduk di sebuah blabak (gazebo dari bambu dan beralaskan kayu) yang sering kali kusinggahi di saat aku ingin sendiri.
Dan pagi ini pun aku dengar kicauan burung-burung indah, kulihat terik sang raja siang yang penuh kehangatan.
jauh disebrang sana ada lintasan waktu yang entah dari mana datangnya berjibaku dalam relung hati hingga ingatan itu kembali seakan aku berdiri kembali pada masa itu.

Dokpri Lilis Andarwati (Gazebo Wali Jati Kedunglurah)
Dokpri Lilis Andarwati (Gazebo Wali Jati Kedunglurah)

Bukankah hari yang berlalu takkan bisa kembali walau jejaknya kita ukir dalam sebuah bongkahan batu, bongkahan emas sekali pun.
Apakah ini yang disebut kenangan?
Memang begitulah cerita dimana hari yang berganti dan berlalu dengan setiap kisah yang ditinggalkanya akan tetap melekat dimana jejak kisahnya akan selalu ada dalam ingatan.
Aku pun belum begitu paham tentang arti sebuah kenangan.
namun aku pernah mendengar seseorang mengatakan.


"Simpanlah kisah manismu dalam setiap perjalanan. Dan buanglah di setiap ingatan perjalanan pahit dalam hidupmu namun dekaplah sejenak untuk kau tarik setiap pelajarannya."

Dokpri Lilis Andarwati (Khotmil Qur'an)
Dokpri Lilis Andarwati (Khotmil Qur'an)

Kenangan manis itu memang indah untuk dikenang. Bagaimana semua itu akan mengembalikan senyum di saat kita mengurai kembali kisah lama.
Seperti ada ruang waktu dimana semua itu akan menjadi satu, bersama haru hingga hati ingin kembali pada titik balik pada masa itu. Ah hati ini suka berbolak-balik, tak tahu diri aja. Sesungguhnya aku benar-benar malu sama Tuhanku.

Dan bagaimana dengan kisah suram di masa silam yang seakan begitu erat menggenggam dimana setiap riang tawa pada masa itu seperti ada jeda.
Terkadang pada masa itu kita merasa hidup itu terasa pelik, seperti tak ada daya untuk mengarungi lautan luasnya dunia karena merasa dunia ini seakan terasa sempit.
bukankah dunia ini luas tak selebar daun kelor?. Ataukah dunia ini benar seakan luasnya selebar daun kelor?.

Memang begitulah bila hati ada dalam kepiluan. Apapun yang dirasa begitu hampa.
Namun dengan seiringnya berjalannya waktu dalam sebuah kehampaan tanpa dipungkiri setiap perjalanan pahit itu akan dapat dilalui.
karena langkah perjalanan ada fase, ada sebuah proses dalam pergantiannya.
Karena memang dunia ini diciptakan saling berpasangan.

Tidak selamanya rasa sedih itu membalut hati untuk terus kelabu, tentu akan ada secerca harapan yang akan kita temui. Asalkan masih dalam rumus hidup, jangan ada kata putus asa.
Dan bagaimana bila pilu dihati melintas kembali dalam sebuah ingatan?.

Maka disini jangan kita berlarut untuk terus meratapi sesuatu kesedihan yang telah berlalu. Karena ia hanya akan menambah beban di hati yang tak akan ada penghujung.
Bilamana kita hanya terus berada pada titik itu.

Tanpa kita sadari bahwa ada lingkaran waktu untuk kita tempuh bahwa ada harapan baru ada awal untuk kita merajut kembali perjalanan untuk menemukan secerca harapan yang sedang menanti kita.

Buanglah setiap pilu yang mendera hatimu namun ada jeda untuk kita mendekap sejenak di setiap terjalnya perjalanan untuk kita ambil semua hikmah yang ada didalamnya.

Tentu dari setiap cerita tentang kenangan begitu banyak arti dan hikmah yang kita dapat.
Karena memang dalam perjalanan ini banyak pelajaran yang begitu nyata. Banyak hikmah yang kita dapat. Percayalah Tuhan selalu bersamamu, Tuhan selalu mendekapmu saat kau angkat tanganmu ke atas terucap do'amu. Tuhan akan membuai rambutmu dalam sijud syukurmu kepada Nya.

***

Kutulis dalam keadaan mengenang perjalanan hidupku di masa lalu.

Andarwatililis

Trenggalek, 24 Februari 2024 M

Sabtu Legi, 15 Sya'ban 1445 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun