Mencari ilmu dalam sebuah pendidikan itu wajib dilakukan oleh semua orang bahkan perempuan itu sendiri. Namun ada kalangan tertentu yang tidak mampu menikmati pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.Â
Apa yang terjadi? Bisa jadi karena kondisi ekonomi yang lemah. Minimnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya sebuah pendidikan. Keroposnya niat dari perempuan-perempuan untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, sebab mereka mengira bahwa perempuan tidak perlu melaksanakan pendidikan tinggi.Â
Tugas utama perempuan hanya mengasuh anak dan melayani suami saja. Fenomena-fenomena ini yang bisa menjadi terputusnya pendidikan perempuan hanya pada tingkat dasar saja. Bahkan sebagian perempuan tidak mau berfikir untuk kehidupan rumah tangganya kelak, mau hidup berumah tangga hingga maut menjemput atau hanya diukur dari ketidakcocokan dari masing-masing pasangan suami-istri. Mereka perempuan memilih nikah daripada kuliah atau bekerja. Pemikiran seperti itu merupakan suatu bentuk keterbelakangan perempuan di era digital 2024.
Perempuan Mandiri secara Mental dan Moral Dibutuhkan dalam Kehidupan be-Rumah Tangga
Keterbelakangan pemikiran perempuan Indonesia harus segera direhabilitasi segera mungkin, sebelum generasi emas bangsa ini bobrok. Kenapa bisa berawal dari Perempuan? Sebab perempuan nantinya ketika mereka sudah berumah tangga, dia menjadi istri yang menemani suaminya. Bahkan bisa jadi teman diskusi sehari-hari untuk menemukan solusi. Mungkin juga dari menurunnya bisnis suami sehingga istri diharuskan untuk mandiri, bekerja mencari uang untuk menyelamatkan kehidupan rumah tangganya. Atau ketika ditinggal suaminya meninggal dunia disaat bahagia-bahagianya? Bagaimana mungkin seorang istri diam saja menghadapi kondisi seperti itu? Apakah seorang istri harus gantung diri, marah, emosi, mengurung diri?. Tidak cukup diam kan?
Nah, dari kasus ini dibutuhkan sosok istri yang mandiri secara mental dan moral yang biasa disebut dengan independent woman. Menurut Ning Imaz Fatimatuz Zahra, pendakwah asal Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, independent woman dalam perspektif Islam adalah perempuan yang memiliki kemandirian secara mental dan moral sehingga sadar tidak akan menggantungkan eksistensinya pada pandangan orang lain.Â
Dia/perempuan memiliki ilmu, prinsip, sikap yang jelas, memiliki keberanian dan kejujuran. Cara menunjukkan independent woman dalam kehidupan berumahtangga ini salah satunya cara adalah ketika seorang isteri sudah memiliki anak dalam hubungan halal tersebut. Isteri wajib memiliki ilmu terkhusus ilmu parenting (ilmu mendidik anak). Sehingga anak yang dirawat dan dididiknya akan menjadi generasi emas sholih sholihah. Isteri harus memiliki prinsip teguh dalam mendidik anak, sesuai target yang diinginkan suami-istri sesuai dengan harapan cita-cita anak.Â
Bagaimana kalau seseorang yang menapaki kehidupan rumah tangga selama bertahun-tahun belum dikaruniai anak, apakah istri juga harus memiliki sikap independent woman tersebut?.Â
Iya tentu...sikap disiplin, jujur dan jelas sangat dibutuhkan seorang istri terhadap suaminya, disiplin dalam melakukan kebaikan-kebaikan untuk dirinya dan suaminya, jujur dalam berkata kepada suaminya, berani menjelaskan hal-hal rumit yang diramu dalam kemasan bahasa yang halus, yang perlu segera disampaikan kepada suaminya sehingga tidak sampai berujung pada perceraian.Â
Menunda Nikah Bagi Perempuan Yang Masih Kuliah