Seringkali saya menjumpai orang tua yang membentak-bentak anaknya tanpa alasan yang pasti. Terlalu sering menggunakan nada tinggi ketika berkomunikasi kepada anak. Ingat, dalam ilmu komunikasi,  Anda  (orang tua) itu bertindak sebagai verbal (pembicara) dan anak bertindak sebagai audiens (pendengar).
Rambu-rambu penting yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan audiens yakni:Â
Pertama; melibatkan dan menarik perhatian audiens Anda (speaking for engagement) dengan memperhatikan variasi dalam cepat/lambat (rate), keras/lemah (volume) dan tinggi/rendah (pitch) suara.Â
Kedua; penyampaian vokal membantu memastikan bahwa ide-ide Anda dikomunikasikan dengan jelas (speaking for clearity) dengan memperhatikan unsur artikulasi, pengucapan dan kefashihan kata/kalimat.
Jadi, demi kebaikan anak Anda tercinta, hentikan berkomunikasi dengan nada tinggi untuk sementara waktu atau mengubah cara komunikasi Anda dengan memperhatikan rambu-rambunya. Supaya Anak Anda mau belajar untuk hari esoknya sekolah, berbisik-lirihlah kepada Anak Anda. Berkomunikasilah dengan lirih kepada anak, mulai dari mengajak makan, membaca kitab suci, beribadah, mengajak belajar dan sebagainya.Â
2. Menanyakan cita-citanya
Masing-masing dari Anak Anda, berbeda-beda dalam menyimpulkan liburan sekolah yang telah mereka jalani. Terkadang anak malah merasa capek, ketika diajak Orang Tua liburan ke luar kota berhari-hari. Kadangpula merasa kurang puas dan kurang lama liburan sekolah ini. Dan berakibat fatal, ketika hari masuk sekolah terjadi keributan-keributan kecil antara Anda dan Anak Anda. I think...Don't do it?. Then...what to be able to it?. Mendekatlah kepada Anak Anda, tatap matanya, usap rambutnya, tanyakan kepadanya;Â
"Nak, cita-citamu nanti ingin jadi apa?. Katanya kemarin kamu ingin menjadi Dokter..iya benar?."
Nah, saya yakin anak (PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK) Anda akan menjawab dengan sesungguhnya. Jangan hentikan percakapan tentang cita-cita ini sebelum Anak Anda mampu menceritakan cita-citanya dan tindakan yang mereka perbuat untuk menggapai cita-cita tersebut. Sembari sambil mengingatkan bahwa untuk mencapai cita-citanya, besok harus masuk sekolah, rajin sekolah, belajar, beribadah dan berdo'a.
3. Mengajak melihat bersama jadwal pelajaran
Hentikan menyuruh anak membaca jadwal untuk pelajaran di hari esok. Ajaklah, gandeng tangan Anak Anda masuk ke kamar belajarnya untuk melihat  bersama jadwal pelajaran untuk hari esok. Kemudian lakukan diskusi-diskusi kecil antara mereka. Sampai mereka terangsang belajar kembali. Kalau rangsangan dari indikator semangat sudah muncul, silakan tinggal Anak Anda (Usia SD/MI kelas 5, 6, SMP/MTs/MA/SMA/SMK).