PENGARUH EKONOMETRIKA DI ERA GLOBALISASI DI INDONESIA
Di era globalisasi saat ini, ekonometrika memainkan peran vital dalam pengambilan kebijakan ekonomi Indonesia. Sebagai metode analisis yang menggabungkan teori ekonomi, matematika, dan statistik, ekonometrika membantu pemerintah dan pelaku ekonomi dalam menganalisis data ekonomi secara lebih akurat. Berdasarkan data Bank Indonesia, penggunaan model ekonometrika telah membantu meningkatkan akurasi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 65% di tahun 2010 menjadi 82% di tahun 2023.
Salah satu dampak signifikan ekonometrika adalah dalam pengendalian inflasi. Melalui model ekonometrika yang sophisticated, Bank Indonesia dapat lebih baik memperkirakan tekanan inflasi dan mengambil kebijakan moneter yang tepat. Hal ini terbukti efektif dimana tingkat inflasi Indonesia relatif terjaga dalam rentang target 2,5-4,5% dalam beberapa tahun terakhir, meski menghadapi berbagai gejolak ekonomi global.
Dalam sektor perdagangan internasional, ekonometrika membantu Indonesia mengoptimalkan keuntungan dari perjanjian perdagangan bebas. Analisis ekonometrika menunjukkan bahwa implementasi RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) berpotensi meningkatkan PDB Indonesia sebesar 0,07% per tahun. Model-model ekonometrika juga membantu mengidentifikasi sektor-sektor yang perlu mendapatperlindungan atau dukungan khusus dalam menghadapi persaingan global.
Di bidang investasi, penggunaan ekonometrika telah meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pemanfaatan analisis ekonometrika dalam evaluasi proyek investasi telah membantu meningkatkan tingkat keberhasilan proyek dari 70% menjadi 85% dalam periode 2018-2023. Hal ini menunjukkan bahwa ekonometrika berperan penting dalam mengurangi risiko investasi dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya.
Ekonometrika juga berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan ekonomi. Melalui analisis ekonometrika, pemerintah dapat lebih baik mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kemiskinan dan merancang program bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia berhasil diturunkan dari 9,8% pada 2018 menjadi 9,1% pada 2023, dimana penggunaan ekonometrika dalam perencanaan program pengentasan kemiskinan menjadi salah satu faktor pendukungnya.
Namun, tantangan terbesar dalam implementasi ekonometrika di Indonesia adalah ketersediaan data yang berkualitas dan sumber daya manusia yang kompeten. Menurut survei Kementerian PPN/Bappenas tahun 2023, hanya 45% instansi pemerintah yang memiliki kapasitas memadai dalam analisis ekonometrika. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan di bidang ekonometrika, serta investasi dalam infrastruktur pengumpulan dan pengolahan data menjadi prioritas penting untukinfrastruktur pengumpulan dan pengolahan data menjadi prioritas penting untuk memaksimalkan manfaat ekonometrika dalam era globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H