3. *Komunitas dan Lingkungan Sosial*
  Lingkungan sosial yang lebih luas, seperti komunitas tempat tinggal dan interaksi sosial sehari-hari, juga memainkan peran dalam perkembangan sosial-emosional. Interaksi dalam komunitas yang mendukung dan inklusif membantu anak-anak dan orang dewasa belajar tentang empati, kerja sama, dan toleransi terhadap perbedaan. Sebaliknya, lingkungan yang penuh ketegangan atau ketidakadilan sosial bisa menciptakan stres emosional dan konflik yang memengaruhi perkembangan sosial-emosional.
4. *Media dan Teknologi*
  Pengaruh media dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari juga sangat besar dalam perkembangan sosial-emosional, terutama pada anak-anak dan remaja. Media sosial, televisi, dan video game dapat menawarkan model peran dan perilaku sosial yang mempengaruhi cara seseorang melihat dunia dan berinteraksi dengan orang lain. Media dapat memperkenalkan ide-ide baru tentang hubungan antar pribadi, tetapi juga dapat memperburuk masalah seperti kecemasan sosial atau harga diri yang rendah jika tidak digunakan dengan bijak.
 *Peran Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional*
Budaya memberikan kerangka kerja yang lebih luas untuk bagaimana nilai-nilai, norma sosial, dan ekspektasi emosional dibentuk dan dipahami. Budaya mempengaruhi cara seseorang memandang diri mereka sendiri, orang lain, serta peran mereka dalam masyarakat. Beberapa cara budaya memengaruhi perkembangan sosial-emosional adalah sebagai berikut:
1. *Norma Sosial dan Emosional*
  Budaya menetapkan apa yang dianggap sebagai perilaku yang sesuai atau tidak sesuai dalam interaksi sosial. Misalnya, dalam beberapa budaya, ekspresi emosi terbuka seperti menangis atau menunjukkan rasa marah dianggap tidak pantas, sementara di budaya lain, ekspresi emosional mungkin lebih diterima atau bahkan dihargai. Ini mempengaruhi bagaimana individu belajar mengelola dan mengekspresikan perasaan mereka.
  - *Ekspresi Emosi*: Di beberapa budaya, seperti budaya Barat, ada lebih banyak kebebasan untuk mengekspresikan emosi secara terbuka, sementara di budaya Timur, seperti di Jepang atau Korea, lebih banyak tekanan untuk menahan atau mengontrol emosi.
  - *Peran Gender*: Budaya juga menentukan harapan terhadap ekspresi emosional berdasarkan gender. Dalam banyak budaya, misalnya, laki-laki mungkin diajarkan untuk tidak menunjukkan emosi seperti kesedihan, sementara perempuan lebih diharapkan untuk mengekspresikan perasaan mereka secara terbuka.
2. *Nilai-nilai Budaya*