Mohon tunggu...
Lilis Saputri Handayani
Lilis Saputri Handayani Mohon Tunggu... -

life must go on.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makalah KD 1 Inovasi Pembelajaran

19 Oktober 2010   23:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:17 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masalah pendidikan Indonesia dewasa ini semakin kompleks. Masalah dan tantangan itu misalnya dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesi yang memungkinkan terjadinya ketidak merataan mutu pendidikan dan perolehan pendidikan. Masalah lain yang muncul yaitu semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknoologi yang menuntut dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan secara terus menerus.

Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan inilah yang menuntut pembelajaran agar dapat terealisasi dengan baik, salaah satunya dengan suatu pembaharuan-pembaharuan atau inovasi dalam proses pembelajaran.

Melalui kegiatan pembelajaran yang inovatif, atmosfer kelas tidak akan terpaku dalam suasana yang kaku dan monoton. Para peserta didik perlu lebih banyak diajak untuk berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri, bukan dengan cara diceramahi. Para murid juga perlu dibiasakan untuk berbeda pendapat sehingga mereka menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Tentu saja, secara demokratis, tanpa melupakan kaidah-kaidah keilmuan, sang guru perlu memberikan penguatan-penguatan sehingga tidak terjadi kesalahan konsep yang akan berbenturan dengan nilai-nilai kebenaran itu sendiri.

B.Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas tentang:

1.Mengapa ada inovasi pembelajaran?

2.Apa itu inovasi pembelajaran?

3.Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran?

BAB II

PEMBAHASAN

A.Kemengapaan Inovasi Pembelajaran

Kebutuhan akan layanan individual peserta didik dalam belajar telah menuntut adanya pembaharuan atau inovasi dalam pembelajaran. Inovasi-inovasi ini cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas. Peserta didik adalah pribadi yang berkembang secara unik. Perkembangan ini harus didorong secara optimal melalui proses belajarnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik tersebut.

1.Kajian Post Modern Otak dan Implementasinya dalam Pembelajaran

Otak manusia berbeda satu sama lain. Otak ini mempunyai bagian-bagian berbeda yang menjalankan berbagai fungsi mental yang berbeda pula, seperti berpikir, seksualitas, memori, pertahanan, emosi, pernapasan, dan kreativitas. Otak juga sangat pandai dalam belajar tentang apa yang ia butuhkan untuk bertahan hidup secara social, ekonomis, emosional, dan fisik. Karena pada dasarnya otak berkembang paling baik melalui seleksi dan kemampuan bertahan hidup, bukan untuk mengikuti instruksi formal ataupun efisiensi atau ketertaatan.

Otak beroperasi secara simultan pada banyak tingkat kesadaran, memproses semua hal seperti dunia warna, gerakan, emosi, bentuk, bau, bunyi, rasa, perasaan, dan banyak lagi secara bersamaan. Otak manusia in imampu melakukan banyak hal dalam jumlah yang sangat banyak, karena otak memproses informasi dengan sangat efisien.

Otak dirancang untuk memproses secara spasial dari belahan kiri ke belahan kanan. Belahan kiri memproses bagian-bagian secara berurutan. Sedangkan belahan kanan memproses keseluruhan secara acak.

Otak belajar berusaha untuk tetap hidup, hal inilah yang menjadi alasan perlunya mendesain pendekatan agar pembelajaran terpusat pada kebutuhan peserta didik atau pembelajar.

Cara yang paling tepat yaitu dengan gaya pembelajaran yang bervariasi. Masing-masing gaya pembelajaran memiliki poin-poin kuat, sesuai dengan penilaiannya. Penilaian ini didasarkan pada proses input, filter kognitif, pemrosesan, dan gaya respon. Pendekatan gaya pembelajaran ini dapat memajukan sekolah, apabila penerapannya sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Akan tetapi juga dapat berakibat kemunduran, apabila penerapannya tidak sesuai dengan kebutuhan pembelajar.

Dalam membangun sebuah pendekatan gaya pembelajaran berbasis kemampuan otak harus memberikan berbagai pendekatan yang berbeda-beda dan menawarkan pilihan serta variasi. Gunakan gaya pembelajaran yang beda agar potensi dari setiap pembelajar dapat dikembangkan, sehingga pembelajar merasa dihormati dan didukung.

2.Individu Sebagai Anak Pribadi

Pertumbuhan intelektual anak memang penting. Akan tetapi segi ini bukan satu-satunya segi yang harus diperhatikan. Banyak segi lain yang harus diperhatikan, misalnya emosi, jasmani, sosial, dan kesehatan.

Konsep pembelajaran seharusnya lebih memperhatikanseluruh pribadi anak, baik mengenai segi emosi, social, jasmani, maupun intelektualnya. Sekolah harus mengupayakan pengembangan semua aspek pribadi anak dengan memberikan gaya pembelajaran yang sesuai.

Sebenarnya pribadi anak tidak dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang terpisah-pisah. Dalam segala tindakannya manusia itu bersikap sebagai suatu keseluruhan yang utuh. Misalnya yaitu saat anak belajar, ia tidak hanya bereaksi terhadap bahan pelajaran itu secara intelektual, tetapi juga secara emosionalnya ( senang atau tidak).

3.Pembelajar Adalah Pribadi yang Unik

Setiap individu mengalami perkembangannya secara teratur, dan dalam menjalani hidupnya dilengkapi dengan pembawaan yang unik serta pengalaman yang bersifat pribadi. Keunikan ini sangat penting untuk diperhatikan dan merupakan konsep yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran.

Para ahli berpendapat bahwa kepribadian dibentuk oleh pola hubungan yang menetap antara temperamen dan lingkungan. Bila hubungan antara keduanya harmonis, maka dapat menghasikan perkembangan yang baik. Anak diharapkan untuk belajar memenuhi tuntutan dan memanfaatkan peluang dalam kehidupan. Untuk itu, pendidik harus mampu memahami karakteristik anak dan tuntutan lingkungan, sehingga anak dapat berkembang sesuai keinginannnya dan lingkungannya.

B.Pengertian Inovasi Pembelajaran

Kata “innovation” berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan sebagai segala hal yang baru atau pembaharuan, atau penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata “invention” dan “discovery”. Maksud dari ketiga kata tersebut adalah ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah lama kemudian baru diketahui, atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya belum ada.

1.Invensi (invention)

Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui iru benar-benar sebelumnya beluk ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya, penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknis pembuatan barang dari plastik,mode pakaian, dan sebagainya. Munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dan hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.

2.Diskoven (discovery)

Diskoven (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah ada, tetapi baru ditemukan oleh Colombus pada tahun 1492, maka dikatakan Colombus menemukan benua Amerika, artinya Colombus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika.

3.Inovasi (inovation)

Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah.

4.Kebaruan Pembelajaran

Perkembangan teknologi dan informasi dalam berbagai aspek kehidupan merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang, yaitu dengan cara menunjukkan pembaharuan-pembaharuan yang lebih mengejar efisiensi dan efektivitas.

Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, merupakan pendorong adanya pembaharuan yang mengiringi perkembangan zaman.

Oleh karena itu, semua itu harus dilakukan secara sinergi oleh beberapa pihak terkait. Pemerintah pusat sebagai motor penggerak, diharapkan akan mampu mewujudkan pendidikan yang bermutu, tersebar merata ke seluruh wilayah Indonesia (mudah diperoleh) dan murah (terjangkau). Pendidikan yang maju dan tersebar merata serta mudah diakses akan mampu meningkatkan mutu SDM yang pada gilirannya akan mampu memajukan bangsa dan negara Indonesia sekaligus akan meningkatkan kemampuan kita untuk menang bersaing di era global sekarang ini.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material yang meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape, serta material lainnya. (Oemar Hamalik, 1999, dalam Hera Lestari Mikarsa 2007 : 7.3 ). Rumusan makna pembelajaran tersebut mengandung isyarat bahwa proses pembelajaran tidak terbatas dilaksanakan dalam ruangan saja, melainkan dapat dilaksanakan disembarang tempat dengan cara membaca buku, informasi melalui film, surat kabar, televisi, internet tergantung kepada organisasi dan interaksi berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan siswa.

Jadi inovasi pembelajaran adalah suatu penemuan atau pembaharuan dari suatu sistem yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.

C.Konsep Belajar dan Pembelajaran

1. Konsep belajar

Belajar pada esensinya dilakukan oleh semua makhluk hidup, mulai dari bentuk yang paling simple sampai yang paling kompleks. Belajar merupakan kebutuhan manusia yang paling esensial untuk mencapai kemampuan, keterampitan, ketenteraman, kebahagiaan, serta dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

Menurut Morgan dan kawan-kawan (1986), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

Lester D. Crow dan Alice Crow mendefinisikan belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengalaman, dan sikap-sikap ( learning is the aciquisition of habits, knowledge and attitudes).

Romine berpendapat bahwa “learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing”. Belajar adalah suatu proses dan bukan hasil yang hendak dicapai semata.

Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang relative permanen yang disebabkan karena adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau karena adanya proses internal yang terjadi di dalam diri manusia melalui proses latihan dan pengalaman.

Belajar memiliki manfaat, bik bagi diri pembelajar itu sendiri, maupun untuk masyarakat. Bagi pembelajar itu sendiri, kemampuan yang secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang sangat vital dalam mentransfer nilai budaya dan nilai moral serta pengetahuan pada generasi ke generasi.

Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf invidu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati, jika ada perubahan tingkah laku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya.

2. Konsep pembelajaran

Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas pendidikan. Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan konsep belajar. Penekanannya terletak pada perpaduan keduanya, yaitu kepada penumbuhan aktifitas pembelajar. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem, sehinggan dalam sistem belajar ini terdapat komponen-komponen pembelajar, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta media yang harus disiapkan dengan baik.

Menurut Hera Lestari Mikarsa ( 2007 : 7.3 ), ada dua istilah yang berkaitan erat dengan pembelajaran, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pendidikan lebih menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, jadi mengandung pengertian yang lebih luas. Sedangkan pelatihan lebih menekankan pada pembentukan keterampilan. Pendidikan dilaksanakan dalam lingkungan sekolah, sedangkan pelatihan umumnya dilaksanakan dalam lingkungan industri. Namun demikian, pendidikan kepribadian saja kurang lengkap. Para siswa perlu juga memiliki keterampilan agar dapat bekerja, berproduksi, dan menghasilkan berbagai hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, kedua istilah tersebut hendaknya tidak dipertentangkan melainkan perlu dipadukan dalam suatu sistem proses yang lazim disebut pengajaran.

Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan pada siswa. Sebaliknya, pembelajaran yang dilaksanakan dengan sara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Berbagai inovasi tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang belajar. Seperti yang telah dipaparkan, pada hakekatnya sifat inovasi itu amat relatif, dalam arti inovasi yang kita lakukan sebenarnya barangkali sudah tidak asing bagi orang lain. Tetapi sebagai seorang guru yang setiap hari berinteraksi dengan anak, maka tidaklah salah apabila terus-menerus melakkukan inovasi dalam pembelajaran. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan sistem pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru yang segar dan mencerahkan.

DAFTAR PUSTAKA

Eric Jensen. 2008. Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyani Sumantri. Perkembangan Peserta Didik. Universitas Terbuka.

Udin Syaefudin Sa’ud. 2009. Inovasi Pendidikan. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun