Beberapa bule yang kenal dengan Amokrane bilang kalau dia sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Ya, dalam setiap manusia pasti ada sisi baik dalam sifat paling buruk pun. Tapi untuk mereka yang bilang kalau Amokrane harus dirawat, kata saya siapa yang mau ngerawat? Situ mau? Udah pernah ketemu orangnya nggak sih? Baru ketemu sama dia aja ngeper, apalagi mau merawat. Ngajak dia omong baik-baik aja diusilin.
Di situs berita, banyakan orang Indonesia mulutnya nggak dijaga banget. Tidak menghormati Amokrane sebagai manusia, tapi sebagai biang kerok. Banyak yang nyukurin, banyak yang nyumpahin. Saya tidak tega membacanya. Mereka tahu aja kagak, asbun aja komennya.Â
Indonesia itu baik, siapapun dibolehin masuk. Termasuk tamu yang agak sedikit sakit jiwa ini, eh, banyak ding. Orang-orang megalomaniak yang sok kaya, misalnya. Kalau soal sakit jiwa, siapa yang bisa mendeteksi coba, orang penampilan juga sama gitu-gitu aja. Matanya juga putih item, nggak merah kayak di sinetron.
Amokrane Sabet, sangat disayangkan. Saya merinding sekali menyadari bahwa hari ini adalah hari terakhir mereka di dunia, Amokrane dan Pak Polisi yang diserangnya itu. Tapi buat saya ini adalah hasil yang tidak terelakkan. Amokrane seakan anjing gila, dan anjing gila bisa melukai siapa saja. Dan masih untung yang datang Polisi. Kalau yang datang ormas, bisa jadi lebih ngeri.
Semoga Bali Damai selalu.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H