Mohon tunggu...
liliputbuntek
liliputbuntek Mohon Tunggu... -

Soul searching..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Film : The Jungle Book (2016)

23 April 2016   11:15 Diperbarui: 29 Mei 2016   01:42 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Pengisi Suara

Pengisi suara dalam film ini saya rasa pas. Saya tidak punya keterikatan emosional dengan tokoh Akeela, Rakhsa, atau Bagheera, tapi Shere Khan (disuarai oleh Idris Elba) punya kekuatan dan kecongkakan yang bisa dirasakan bahkan hanya dari suaranya saja. Tokoh Baloo (disuarakan oleh Bill Murray) memang lucu, agak malas, dan sedikit masa bodo sebagimana, yah, Bill Murray. Dan dalam tokoh King Louie, ada kegilaan Christopher Walken. The total gem of the voice caster is Scarlett Johanssen. Johanssen, yang selalu ada dalam film Favrou menggunakan suaranya yang unik untuk menghipnotis Mowgli,……dan saya. Ada bonus satu lagu yang dibawakan oleh Johanssen kalau kita mau menunggu dengan bodoh, eh,  sabar ending credit film ini. Dan saya sukaaa…..

6. Peduli Lingkungan

Oleh para Serigala, Mowgli diajari hukum alam, bahwa patuh pada hukum alam akan membawa kehidupan dan kelimpahan, sementara melawan hukum alam akan mengakibatkan kematian. Juga ada hukum Serigala bahwa ‘kawanan’ akan melindungi tiap Serigala , tapi bersama, Serigala juga harus melindungi ‘kawanan’. Agak susah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia memang, tapi intinya mah kalau kita jadi anggota dewan oleh masyarakat akan diberi kemudahan (baca fasilitas) tapi kita juga harus melayani masyarakat. Begonoh.

Ada lagi satu quotes yang menurut saya kuat banget sampe mau nangis waktu itu, bahwa gajah adalah ‘raja rimba’. Dengan gadingnya, gajah membuat sungai, memberi kehidupan pada pepohonan, sehingga bisa dikatakan gajah menciptakan hutan, tapi tidak menciptakan manusia. Semua binatang tunduk pada gajah karena gajah paling besar, paling kuat seantero hutan.  Buat saya ini ngena banget, apalagi tidak lama sebelum film ini saya tonton ,saya baca bahwa ada gajah lagi yang mati diracuni di Sumatra.

7. Tidak Sesuai untuk Anak

Banyak kritikus mengatakan bahwa film ini tidak sesuai untuk anak-anak. Menurut saya, ada benarnya. Kenapa? Karena film ini menggambarkan betapa realisnya kehidupan bermasyarakat itu. Keras, siapa lemah akan mati. Keras, yang tidak menuruti hukum bermasyarakat akan dijauhi. Keras, yang pintar yang kerja, yang kurang pintar kasih perintah. Lhooo…

Dalam film ini tidak ada impian indah khas film Disney, atau gula yang menutupi kue kurang enak. Tapi kenyataan yang menghantam; bahwa Mowgli tidak punya kawanan dalam hutan, bahwa Mowgli berbeda, Mowgli manusia dan manusia punya akal, bahwa manusia adalah penakluk alam (adegan Mowgli naik anak gajah), bahwa di tangan manusia kelangsungan hutan bergantung. Untuk anak cerdas yang kurang beruntung tidak punya orang tua suka ngoceh menjelaskan, film ini akan membuat mereka bingung. Apalagi kalau mereka bertanya, kenapa Shere Khan mati-matian memburu Mowgli sampe main ancem kawanan Serigala?

Buat saya yang sudah dewasa, film ini punya nilai pendidikan yang tinggi, yang mencoba mengetuk hati paling dalam bahwa di tangan manusialah Bumi ini bisa berlangsung, atau mati.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun