Mohon tunggu...
liliputbuntek
liliputbuntek Mohon Tunggu... -

Soul searching..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menelisik "Descendants of the Sun", Drama Korea Paling Kini

10 April 2016   16:08 Diperbarui: 23 Desember 2016   18:42 6200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Poster drama, sumber: asianwiki.com"][/caption]Aktif mengikuti berita tentang sekilas dunia hiburan Korea, saya jadi tahu kalau beberapa minggu terakhir di Korea sedang demam Descendants of the Sun, atau lebih enak disingkat DotS. Makin hari, artikel-artikel seputar DotS masih saja bertebaran. Setiap hari malah. Yang aktornya jumpa fans lah, yang reunian di restoran lah. Oke, saya cukup suka dengan aktor & aktrisnya, tapi kalau tiap hari diberitain gitu... eneg juga ya?

Terus terang, saya bukan penggemar K-drama. Saya lebih suka J-drama (kemarin baru nonton ulang J-drama Hero yang dibintangi KimuTaku dan Keiko Kitagawa yang termasuk aktris yang happening di Jepang. Tapi....saya jadi penasaran juga dengan DotS. Selain beritanya yang masif, dua pemeran utamanya saya tahu. Lalu, setelah coba nonton streaming, ternyata eh ternyata.... asyik juga. Bahkan saya menyadari beberapa hal yang beda dengan drama Korea lainnya.

1. Setting yang tidak biasa

DotS berlatar belakang negara antah berantah bernama Uruk, yang digambarkan adalah negara bekas konflik yang masih perlu dijaga tentara militer, yang mana dalam DotS, tentara itu adalah tentara Korea. Kebanyakan drama Korea punya latar belakang yang mewah, anak orang miskin jatuh cinta kepada orang kaya. Pakaian mereka keluaran desainer dan gonta-ganti tas & sepatu sesuka hati. Karena Dots bercerita tentang tentara, jadi bajunya juga doreng doang. Tidak ada aksesori mewah selain jam tangan, hape, dan mobil sewaan. Pun, pas pakai baju sipil biasa, para tokoh-tokohnya juga dandan moderat saja, tidak berlebih.

2. Konflik yang tidak biasa

Kalau drama Korea biasanya punya konflik sosial, perbedaan antara miskin dan kaya, DotS menitikkan konflik mereka pada prinsip hidup dua tokoh utamanya. Yang seorang adalah tentara, yang harus mematuhi semua perintah walaupun tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Sementara tokoh lainnya adalah seorang dokter, yang berada di antara dua pilihan, jadi dokter pupuler dan gampang naik status, atau dokter bedah biasa yang tersumpah untuk menyelamatkan siapa pun tanpa memandang latar belakang.

3. Waktu produksi yang tidak biasa

Saya ternyata baru tahu kalau drama Korea juga menganut sistem syuting dan tayang yang kejar-kejaran. DotS beda karena dia syuting duluan, baru setelah syuting rampung sinetronnya tayang di televisi. Seperti film. Kabarnya hal ini dipicu karena Dots ingin bisa tayang di Tiongkok. Sementara pemerintah Tiongkok mengharuskan pemeriksaan pada tayangan ini, siapa tahu harus disensor.

4. Rating dan harga jual yang tidak biasa

Punya rating 30% di episode-episode awal dan mampu menembus rating 40% di episode 11 adalah hal yang luar biasa untuk tayangan televisi apa pun. Drama ini terjual di Jepang dengan harga $100,000 per episode, harga paling tinggi sejak tahun 2012. Pasar Jepang sebelumnya menjadi pasar empuk untuk drama Korea dimulai dari drama Winter Sonata tahun 2002. Tapi minat Jepang pada Korea menurun sejak tahun 2012, di mana kedua negara bersitegang mengenai kepemilikan Pulau Dokdo.

Nah, setelah nonton beberapa episode Dots, pendapat saya malah drama ini sebetulnya tidak terlalu kuat dari segi cerita. Drama Cheongdamdong Alice saja masih punya alur cerita lebih baik. Banyak adegan tidak realistis, seperti penanganan medis kepada pasien. Tapi Dots terkatrol oleh kedua tokoh utamanya. Tokoh utama wanita, Song Hye Kyo adalah salah satu dari tiga diva drama Korea awal. Dia adalah perempuan yang memiliki wajah seharga miliaran. DotS juga penuh dengan feromon Song Joong Ki, tokoh utama pria. Cowok imut ini punya wajah yang menggemaskan tapi punya kepribadian yang macho, mampu mengusir hawa macho pemain lain. Dan, menonton drama ini rasa kebangsaan saya menguat. Kalau orang negara lain aja bisa begitu, bagaimana orang Korea tidak bangga amat sangat kepada tentaranya sendiri?

Dan sebagai bahan pertimbangan, akan saya sertakan poin-poin yang menurut saya adalah nilai plus drama ini.

1. Komedi

DotS punya banyak adegan komedi. Dan saya paling suka ketika Kapten Yoo (tokoh utama) silat lidah dengan Sersan Seo (tokoh pembantu cowok utama). Interaksi mereka sangat natural, antara si kapten yang suka ngebanyol vs sersannya yang punya wajah dingin dan pelit ngomong.

2. Karakter yang berlapis

Biasanya tokoh dalam cerita drama punya satu jenis sifat saja, (penulisnya sudah cukup pusing menciptakan karakteristik untuk tokoh-tokoh sampingan) tapi karakter dalam Dots punya karakteristik yang berlapis, bahkan sampai ke tokoh pembantu. Kapten Yoo walaupun dia penuh banyolan, dia adalah orang yang serius dan sangat rapat menyimpan rahasia. Dokter Kang (tokoh utama wanita) adalah dokter lapangan 100% tapi dia bisa berubah jadi dokter populer yang tampil di televisi dan hanya menangani pasien VIP. Bahkan Dokter Song yang serampangan, di samping meja operasi adalah dokter yang handal.

3. Pemandangan Yunani

Berlatar belakang negara antah berantah Uruk, lokasi syuting Dots adalah Yunani. Tone warna laut, warna tanah, dan doreng baju tentara Korea nampak menyatu.

4. Bahasa Inggris dan aktor asing

Tumbenan di drama Korea, banyak tokoh orang asing dan mereka pada pake dialog bahasa Inggris. Dan pilihan bahasa Inggris dalam adegan DotS termasuk bahasa Inggris dalam level penutur, atau orang yang pernah tinggal di luar negeri. Cuman... ada beberapa yang kayaknya juga out of context, tapi dimaafkan lah. Banyak yang merasa ngilu mendengar orang Korea berdialog dalam bahasa Inggris, tapi kalo kata saya mah maafkanlah. Toh kita dan para pemain itu bukan pembicara asli. Bikin ngilu nggak apa, asal bisa dimengerti dan pas pada konteks.

5. Hubungan erat para pria

Sangat menyegarkan melihat hubungan Kapten Yoo dengan wakil dan anggota peletonnya. Dia adalah kapten yang baik, anak buah pada respek dan loyal padanya karena Kapten Yoo juga respek dan loyal kepada mereka. Ada satu hal yang saya ingat dari dialog sang kapten kepada anak buahnya setelah mereka kelelahan menyelamatkan warga yang tertimpa gempa bumi. Para tentara itu sudah pasti kelelahan dan shock melihat banyak mayat yang harus mereka evakuasi. Dan Kapten Yoo menenangkan mereka begini, “Setelah makan, cepat kalian tidur. Tidak usah pikirkan kejadian hari ini. Kalian hanya perlu menuruti perintah, dan aku tidak akan memberikan perintah yang salah.”

Sebagai penutup, drama ini layak ditonton karena para pemainnya. Song Joong Ki yang bermetamorfosa dari sekedar pria tampan jadi pria tampan dan macho setelah wamil-nya berakhir. Song Hye Kyo yang cantik abadi. Jin Goo yang berakting hanya dengan mata. Sesekali mengintip jalan prajurit juga merupakan selingan yang segar. Jangan terlalu dipikir soal cerita, bisa monyong bibir ntar kebanyakan ngritik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun