Sebenarnya ini pernyataan generic, diberkati untuk menjadi berkat.
Sebagian besar orang mengetahuinya, tetapi... tidak melakukannya, hehe.
Kenapa? Karena memang sulit, sudah sulit-sulit diberkati dengan banyak hal berlimpah, orang mulai merasa apa yang dia capai adalah hasil usahanya, hasil keringatnya, selama bertahun-tahun pula.
Maka dia mulai merasa tidak terima untuk membagi berkat tersebut, untuk orang "yang tidak mengusahakannya".
Sebuah perbuatan yang naluriah dan normal.
Ada juga alasan kedua, takut.
Sama seperti tadi, karena merasa semua berkat adalah hasil usahanya, hasil keringatnya, selama bertahun-tahun, maka dia takut bila bila berbagi = semakin berkurang, maka siapa tahu nanti kalau miskin lagi bagaimana? Kan jadi perlu bertahun-tahun kembali untuk pulih?
Ya begitulah, saat miskin, berdoa dan mengandalkan Tuhan, saat kaya, lupa bahwa Tuhan ada "saham mayoritas" dalam usaha dia.
Lain halnya bila berkat berupa kesehatan dll yang bukan harta, biasanya mereka akan lebih bisa untuk menjadi berkat bila mengalami kesembuhan. Meskipun dapat diakui karena adanya idiom waktu adalah uang, maka kehilangan waktu dan energipun juga menjadi sesuatu yang diperhitungkan manusia.
Ada lagi alasan ketiga, yang sangking sibuknya, kepikiran saja ga. Sibuk kerja + main game, tiktok dll, haha. Intinya orang jenis ini terdistraksi sehingga menunda-nunda untuk menjadi berkat bagi orang lain.