Mohon tunggu...
Mat Tohek
Mat Tohek Mohon Tunggu... Jurnalis - Lingkar.co/sudutblora.id

Menulislah agar tak hilang dari peradaban sejarah manusia.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Ini Upaya Dinsos P3A Blora dalam Meminimalisir Kekerasan Anak dan Pergaulan Bebas

28 September 2023   21:19 Diperbarui: 28 September 2023   21:22 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blora- Berbagai upaya terus dilakukan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dalam meminimalisir kekerasaan pada anak dan pergaulan bebas pada generasi muda.

Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinsos P3A Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi melalui Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Amida Hayu Kristiana. Kamis (28/09/2023).

Pada awak media, Amida sapaan akrab Kabid P3A ini, menyampaikan bahwasanya menyikapi persoalan kekerasan pada anak itu memang salah satu hal yang haru dihindari. karena kekerasan itu berbagi bentuk.

"Ada, kekerasan fisik yang mengarah ke adu fisik, kemudian kekerasan verbal yaitu terkait dengan kata-kata. iya sekarang itu, namanya undangan-undang perlindungan anak kan memang sudah melarang adanya bentuk kekerasan terhadap anak, secara langsung maupun tidak langsung," ucapnya.

Lebih lanjut, pihaknya menceritakan bahwa upaya-upaya yang di laksanakan oleh dinas sosial terkait dengan tupoksi dibidang pemberdayaan perempuan perlindungan anak-anak, yakni salah satunya yakni adalah pencegahan dan pendampingan serta penanganan. 

"Tentunya, pencegahan ini kami upayakan melakukan sosialisasi ke berbagai lini masyarakat, berbagai element masyarakat baik itu secara langsung pada anak kemudian pada orang tua maupun kepada organisasi-organisasi wanita," ungkapnya.

 "Jadi, ini untuk memberi pengetahuan maupun pengertian mereka, bahwa apa yang seharusnya dilakukan terhadap anak untuk menghindari adanya kekerasan pada anak iya, ini salah satu upayanya dengan adanya pengasuhan positif," ungkapnya kembali.

Menurutnya, yang dimaksud dengan pengasuhan positif adalah bagaimana cara pemahaman peran masyarakat maupun orang tua saat mendidik anak-anak mereka baik dilingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah. 

Ia, juga tak menampik jika terkait hal ini, sudah melakukan sosialisasi dari akar rumput hingga ke sekolah-sekolah. Bahkan, Dinsos P3A melalui tangan panjangnya bergerak bersama mengatasi masalah tersebut.

"Kita sudah sering berikan sosialiasi ke element masyarakat, jadi mereka paham betul bagaimana harus caranya mendidik anak. kemudian kekerasan itu kan tidak mesti dilakukan oleh orang tua, sesama kan bisa. Kita, juga mengupayakan pencegahan kekerasan itu ada sosialisasi pencegahan bullying, bullying (perundangan) baik itu dilingkungan, maupun disekolah-sekolah," terangnya.

"Upaya, pencegahan tidak kami laksanakan sendiri, kami juga punya kepanjangan tangan yakni dengan adanya forum anak . forum anak ini terdiri dari remaja-remaja anak yang memang sudah tergabung dalam forum anak dimana mereka ada batasan usia dibawah 18 tahun. Kita, berikan edukasi 

bagaimana mereka itu memposisikan menjadi anak, kemudian bisa menjadi pelopor dan palapor," terangnya kembali.

Tak hanya itu, dirinya juga memberikan penjelasan terkait bagaimana menjadi contoh pelopor dan pelapor yang baik bagi generasi muda.

"Pelopor kan memberikan mereka roll mode, contoh yang baik bagi sekitar, dari remaja anak-anak disekitarnya dalam segi untuk tadi, untuk upaya-upaya mereka mendapat perlindungan hak haknya. Hak anak itu ada empat, hak hidup, hak tumbuh kembang, perlindungan dan hak partisipasi. Jadi pelopor itu, mereka menjadi role mode. Semisal contoh yakni di lingkungan, tugas mereka ini mengedukasi kembali seusianya untuk bisa menempatkan remaja anak sebagai pelopor," jelasnya

"Kemudian kalau pelapor. Pelapor itu bagaimana mereka juga mengupayakan itu gimana kalau ada tindak kekerasan disekitarnya baik itu menimpa dirinya sendiri maupun lingkungannya, bagaimana mau melapor, melapor supaya hal itu tidak terjadi terus menerus, seperti itu. Dan kami laksanakan melalui forum anak . jadi kami ada kepanjangan tangan," jelasnya kembali.

Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Amida Hayu Kristiana (foto: Lilik Yuliantoro)
Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Amida Hayu Kristiana (foto: Lilik Yuliantoro)

MEMINIMALISIR PERGAULAN BEBAS PADA GENERASI MUDA 

Kemudian ketika disinggung awak media kembali, terkait upaya peran Dinsos P3A dalam mengantisipasi pergaulan bebas pada remaja. Pihaknya, pun buka suara.

"Memang saat ini luar biasa, jadi kami hal ini juga akan salah satunya mungkin terkait dengan pelopor itu tadi. Pelopor mempelopori untuk bagaimana mereka bisa mempunyai wadah yang positif supaya terhindar dari hal-hal yang seperti tadi pergaulan bebas seperti itu," bebernya.

"Jadi upaya- upaya yang kami laksanakan tetap sebagai upaya pencegahan, kemudian yang upaya penanganan, penanganan yang kami laksanakan itu di dinas sosial terkait dengan penanganan sosialnya. Tidak istilahnya ke proses hukumnya, dan kami memiliki aduan tersebut yakni Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, yang selanjutnya disebut P2TP2A," bebernya kembali.

Maka dari itu, dengan adanya layanan P2TP2A, lanjut Amida, masyarakat secara umumnya bisa mengadukan maupun menyampaikan kepada Dinsos P3A.

"Disitu kalau ada kasus yang terkait dengan anak, baik kekerasan anak, perlindungan anaklah, itu kami menerima aduan baik itu secara langsung maupun secara online bisa kami tampung dan kami akan segara merespon. Bagaimana apa yang harus kita lakukan, kalau memang bukan penanganan ini membutuhkan pihak lain iya, yang bukan ranah kami, kami akan menggandeng mereka, kami akan berkoordinasi maupun berkomunikasi dengan mereka bagaimana kita mendampingi ini, sampai penyelesaian," ujarnya.

"Kemudian, untuk pemulihan, pemulihan kami pendampingnya untuk anak yang mengalami mungkin kekerasan, kemudian Kasus pergaulan bebas (sexbebas), pencabulan, kami akan melakukan pendampingan pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan visum maupun piskologi jadi pisikis. Untuk, penyembuhan itu kami akan mendampingi mereka dan memfasilitasi mendapatkan pelayanan itu. Dan, pelayanan itu memang sudah berkerjasama dengan rumah sakit," ujarnya kembali.

MERAHASIAKAN IDENTITAS KORBAN 

Dinsos P3A Blora yang beralamat di jl pemuda (Lilik Yuliantoro)
Dinsos P3A Blora yang beralamat di jl pemuda (Lilik Yuliantoro)

Bahkan, menurutnya, dalam mengatasi permasalah kasus baik baru melapor maupun sudah melakukan pelaporan, Dinsos P3A akan terus berupaya mendampingi, tentunya hal tersebut sesuai prosedur dan merahasiakan identitas korban.

"Mungkin kalau sudah ada yang terkena kasus baik itu yang baru melapor, baru ada melapor, kami akan melakukan pendampingan. kemudian seperti ranah identitas korban kan harus dirahasiakan. jadi kami pun sebagai pendamping di Dinsos pun kami tidak terus hasilnya, hasil itu kami tidak bisa langsung memperlihatkan, itu ada prosedurnya," tandasnya.

"Hasil pemeriksaan pun itu ada secara etikanya, memang kalau dibutuhkan untuk pemeriksaan polisi langsung kepolisian, kita nggak tau hasilnya seperti apa, jadi setiap kali kita memang harus melindungi. Dan itu juga terkait dengan pendampingan pemeriksaan kesehatan ," tandasnya kembali.

PESAN DINSOS P3A KEPADA ORANG TUA DAN GENERASI MUDA 

Terakhir, Ia, berharap kepada orang tua untuk paham tentang perkembangan teknologi. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab di era moderenisasi ini banyak informasi maupun tontonan yang dapat mempengaruhi anak, khususnya di dunia media sosial.

"Pesannya, karena sekarang kita tahu iya jaman sekarang mungkin di eranya medsos, medsosnya yang sangat bebas, bijak- bijaklah untuk ber medsos, baik itu mungkin orang tua maupun anak. dari orang tua itu harus paham perkembangan dari anak dan kalau bisa mengikuti perkembangan medsos sekarang," imbuhnya.

"Kita taunya di rumah anak baik tapi kita kan nggak tau seperti apa diluar. Jadi untuk lebih ke waspada lebih memahami anak sekarang, pola asuh anak sekarang, karena anak-anak sekarang berbeda, kalau dulu cuma diliatin saja sudah takud, kalau sekarang sebaliknya. Dan para remaja bijaklah ber medsos dan pandai mencari teman," imbuhnya kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun