Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Penangguhan Bantuan UNRWA, Masih Tersisakah Rasa Kemanusiaan untuk Palestina?

15 Februari 2024   12:38 Diperbarui: 15 Februari 2024   12:39 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penindasan dan serangan Israel terhadap Palestina masih terus berlangsung. Hingga saat ini, korban terus berjatuhan. Kementerian kesehatan Gaza menjelasakan bahwa setidaknya terdapat lebih dari 26.000 korban atas serangan balasan Israel sejak oktober 2023 (bbc.com, 30/01/2024). Sebagian besar dari korban tersebut adalah perempuan dan anak -- anak.

Sejak serangan brutal Israel ke Palestina, hanya sedikit lembaga bantuan Internasional yang bisa masuk ke wilayah gaza, termasuk salah satunya adalah UNRWA (United Nations Relief and Works Agency) yang beroperasi untuk membantu pengungsi di Palestina. Hanya saja, Israel melemparkan sebuah tuduhan bahwa staf yang bekerja di UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023. Oleh karena itu, negara -- negara yang menjadi donatur UNRWA menangguhkan bantuannya. Bahkan, Israel menyerukan untuk pembubaran UNRWA. Lantas, masihkah tersisa rasa kemanusiaan?

Dengan memperhatikan data di atas, kita bisa memahami bahwa tindakan brutal penjajah Israel selama ini mendapatkan dukungan dari negara -- negara besar. Bahkan, serangan hamas pada 7 oktober 2023 hanyalah sebuah upaya kecil untuk melakukan perlawanan terhadap bengisnya penjajah Israel yang bercokol di Palestina sejak 1948.

Namun, memang demikianlah karakter kapitalisme. Bengis, brutal, tidak mengenal belas kasihan dan tidak memiliki rasa kemanusiaan. Standar ganda selalu dimainkan jika berhadapan dengan Islam dan kaum muslim. Semboyan -- semboyan demokrasi serta Hak Asasi Manusia hanyalah sebatas teori dan pada hakikatnya mati jika yang menjadi korban adalah umat Islam.

Tentu, hal ini berbeda dengan Islam. Di dalam Islam, tidak akan ditolerir adanya penjajahan. Selain itu, bantuan kemanusiaan akan senantiasa diberikan bagi yang membutuhkan. Tanpa memandang apakah yang menjadi muslim ataukah non -- muslim. Oleh karena itu, kembalinya sistem kehidupan yang berkah ini sangat diharapkan. Selain itu, tidak ada harapan lain bagi Palestina kecuali hadirnya sistem kehidupan yang mampu memberikan perlindungan kepada seluruh umat manusia.

Wallahua'lam bish showab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun