Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Solusi Tuntas Konflik Palestina-Israel

17 Oktober 2023   12:37 Diperbarui: 17 Oktober 2023   12:46 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik Palestina -- Israel terus berkobar. Jumlah korban dari kedua belah pihak hampir mencapai angka 4.000 an dengan ribuan yang mengalami luka -- luka. Sebagai umat Islam, tentu kita tidak menginginkan konflik terus berulang dan berulang lagi. Sebab, satu nyawa seorang muslim lebih mulia daripada bumi dan seisinya.

Sebagai seorang muslim, tentu kita menginginkan konflik ini segera berakhir dan kehidupan yang penuh dengan keamanan serta kedamaian melingkupi kita semua. Hanya saja, agar konflik antara Palestina -- Israel ini segera berakhir, maka kita harus menemukan akar masalah dari konflik ini. Sehingga, kita bisa menawarkan solusi yang efektif dan mampu menyelesaikan konflik ini dengan tuntas.

Konflik antara Palestina -- Israel ini tidak terlepas dari Deklarasi Balfour yang dikeluarkan oleh Inggris pada 1917 yang menjanjikan wilayah Palestina untuk ditempati oleh bangsa Yahudi. Sejak saat itu, imigrasi bangsa Yahudi terjadi secara terus -- menerus ke wilayah Palestina. Padahal, secara yuridis, Deklarasi Balfour ini adalah ilegal. Sebab, pada 1917, Perang Dunia 1 belum berakhir. Perang Dunia 1 baru berakhir pada 1918. Artinya, pada saat Deklarasi Balfour diumumkan oleh Inggris, Palestina masih menjadi bagian dari kekhilafahan Turki Utsmani.    

Pasca Perang Dunia 1, kekhilafahan Turki Utsmani dipecah menjadi  banyak negara (states) sesuai dengan perjanjian rahasia antara Inggris -- Perancis, yaitu perjanjian Sykes -- Picot. Kolonialisme dengan mengatasnamakan 'mandat', telah menjadikan Palestina resmi berada di bawah kekuasaan Inggris pada 1923 hingga 1946. Gelombang imigrasi Yahudi ke palestina semakin besar ketika terjadi peristiwa 'Holocaust', saat jerman di pimpin oleh Hitler dari partai Nazi.

Puncaknya, ketika bangsa Yahudi mendeklarasikan berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948, yang dikenal oleh bangsa arab sebagai peristiwa 'nakba' atau 'nakbah' yang artinya 'malapetaka'. Ini adalah goncangan terbesar kedua bagi umat Islam setelah penghapusan secara de yure institusi Khilafah pada 3 Maret 1924 oleh Mustofa Kemal Attarturk. Pada peristiwa 'nakba' tersebut, jumlah penduduk Palestina yang terusir dari tanahnya sekitar 700.000 an, dan korban jiwanya diperkirakan mencapai 15.000 an.

Sejak deklarasi 'negara Israel' oleh Yahudi inilah, penderitaan demi penderitaan terus dialami oleh bangsa Palestina hingga saat ini.

Dengan memperhatikan rangkaian peristiwa di atas, maka jelas bagi kita bahwa akar masalah Paletina -- Israel adalah kolonialisme atau penjajahan. Dulu, penjajah Inggris yang memaksakan bangsa Yahudi masuk ke wilayah Palestina. Pasca Peristiwa ' nakba', Israel bertransformasi menjadi penjajah itu sendiri, yang membantai, menandas dan menggusur pemukiman warga Palestina.  

Alhasil, masalah konflik Palestina -- Israel ini akan tuntas, jika kita menghapuskan segala bentuk penjajahan dari muka bumi ini. Sebagaimana yang disampaikan oleh penduduk Palestina, mereka tidak membutuhkan makanan dan obat -- obatan dari kita. Tetapi, mereka membutuhkan kita, sebagai bagian dari umat Islam untuk bergerak dan bersatu membantu mereka. Hanya dengan persatuan umat islam seluruh dunia lah, penjajah Israel akan gentar dan akan meninggalkan bumi Palestina. Dengan demikian, tidak akan ada lagi konflik dan tidak akan ada lagi pertumpahan darah.

Wallahua'lam bish showab 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun