Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajar Meninggal Karena Dibuli, Apa Kabar Pendidikan Negeri Ini?

14 Juni 2022   20:26 Diperbarui: 14 Juni 2022   20:41 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita duka kembali menerpa wajah pendidikan negeri ini. Salah seorang pelajar di Kotamobagu, Sulawesi Utara, dikabarkan meninggal karena dibuli temannya. Bukan hanya satu atau dua pelajar, akan tetapi terindikasi ada sembilan pelajar yang terlibat dalam aksi pembulian.

Peristiwa ini membuat kita butuh untuk mengevaluasi kembali orientasi pendidikan di negeri ini. Sebab, begitu mengerikan aksi pembulian kali ini. Tidak sebatas mengalami pembuliaan yang sifatnya verbal, akan tetapi korban dipukul, diikat, ditendang, hingga meninggal.

Kurikulum pendidikan di negeri ini seringkali berganti. Saat ini, kurikulum baru pun diperkenalkan di negeri ini dengan label kurikulum merdeka. Perubahan kurikulum di negeri ini, sejatinya tidak terlepas dari transformasi kurikulum secara global sebagaimana yang tertuang dalam laporan OECD.

Hanya saja, berbagai perubahan kurikulum ini disinyalir menjadikan kurikulum pendidikan di negeri ini semakin sekuler. Hal ini terbaca dari arahan kurikulum yang cenderung semakin mengkerdilkan peran agama dalam pendidikan anak-anak generasi bangsa. Bahkan, wacana moderasi agama yang mengantarkan kepada islamofobia pun turut mewarnai perubahan kurikulum pendidikan saat ini.

Bukan hanya semakin sekuler, orientasi pendidikan negeri ini, sebagaimana kurikulum pendidikan global, juga semakin profit dan materialis oriented. Pendidikan bukan lagi untuk mencetak generasi yang menguasai IPTEK mendalam dan unggul, tapi semata - mata untuk memenuhi kebutuhan pasar industri akan tenaga kerja. Oleh karena itu, sekolah di semua jenjang, baik dasar, menengah maupun tinggi, sangat didorong untuk menyelaraskan kurikulumnya dengan dunia industri.

Alhasil, dengan kurikulum yang demikian, wajar kiranya jika profil generasi ini jauh dari gambaran generasi sholih dan generasi rabbani. Jauh dari gambaran generasi yang beriman, bertakwa dan menguasai IPTEK. Tak ayal, sering muncul permasalahan menimpa pelajar. Pergaulan bebas, aborsi, narkoba, bahka pembulian yang berujung kematian.

Kiranya, negeri ini butuh kurikulum yang mampu mencetak generasi sholih bertakwa, menguasai IPTEK serta mampu berkontribusi dalam membangun negeri bukan hanya memenuhi target industri.

Wallahu a'lam bish showab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun