Demonstrasi mahasiswa pada 11 April 2022 kemarin tidak banyak diberitakan oleh media. Terutama media mainstream.
Ada beberapa hal yang diangkat sebagai isu dalam demonstrasi mahasiswa tersebut. Diantaranya adalah turunkan harga minyak goreng dan tolak kepemimpinan  3 periode.
Selain itu, spanduk yang berisi tuntutan untuk mencopot presiden jokowi pun  tampak dibawa oleh para mahasiswa. Mereka berargumen bahwa presiden saat ini tidak amanah dan hanya menebar janji tanpa realisasi.
Terlepas dari motif pergerakan mahasiswa pada 11/04/2022 ini, satu hal yang menarik untuk diperhatikan adalah para mahasiswa ini tetap menyerukan demokrasi.
Padahal, apakah para mahasiswa ini tidak sadar bahwa justru demokrasilah yang menjadi salah satu pangkal hancurnya negeri ini. Para mahasiswa masih terfokus pada individu yang menjalankan kekuasaan. Tapi, mereka masih belum bisa membaca akar permasalahan yang sesungguhnya.
Memang benar, mahasiswa harus bergerak. Sebab mereka adalah pemuda. Sebab mereka adalah agent dan sekaligus leader of change. Sebab mereka adalah agent dan leader of control. Hanya saja, kegagalan memandang fokus permasalahan, hanya akan berujung pada solusi pragmatis yang tidak akan pernah menyelesaikan masalah hingga akarnya.
Dalam kehidupan bernegara, kita butuh sistem yang bagus dan komando pemimpin yang amanah. Dua aspek ini, yakni sistem dan individu penguasa, akan saling mendukung demi terwujudnya kehidupan bernegara yang melindungi dan mengayomi masyarakat. Bukan hanya sekedar menebar janji.
77 tahun Indonesia sudah menerapkan sistem pemerintahan demokrasi-kapitalisme dengan berbagai bentuknya. Â Hanya saja, penerapan sistem ini tidak mengantarkan Indonesia menjadi negara yang mandiri dan peduli dengan rakyatnya. Akan tetapi, semakin hari, negara ini justru semakin melepas tanggungjawabnya sebagai penguasa dan hanya memuaskan segelintir pihak yang berkuasa dengan modalnya.
Lantas, apakah yang seharusnya disuarakan oleh mahasiswa? Sudah saatnya, mahasiswa berfikir untuk dipimpin oleh sistem kehidupan yang berkah yang dikemudi oleh penguasa yang amanah. Bukan hanya sebatas sebagai tumbal untuk melanggengkan kekuasaan korup yang ada.Â
Wallahu a'lam bish showab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H