Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menjemput Jodoh dengan Dijodohkan

21 Mei 2021   06:08 Diperbarui: 21 Mei 2021   06:12 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Dalam Islam, konsep jodoh hampir sama dengan konsep rizki. Dengan siapa kita akan menikah dan kapan kita akan menikah sudah menjadi ketetapan. Hanya saja, karena ketetapan Allah bersifat rahasia dan hanya Allah yang tahu pastinya, maka sebagai manusia kita diharuskan untuk berupaya.

Rizki ada dua macam. Pertama, rizki yang datang dengan tiba-tiba dan tidak membutuhkan upaya kita. Rizki jenis ini, akan datang menghampiri kita meskipun kita hanya berdiam diri. Seringkali, rizki jenis ini, akan datang kepada kita tanpa kita duga sebelumnya. Kedua, rizki yang butuh kita jemput dengan cara bekerja.

Begitupun dengan jodoh, pasangan hidup kita di dunia dan harapannya akan berlanjut di surga. Adakalanya datang tiba-tiba, tanpa kita duga. Adakalanya, harus kita jemput selama bertahun-tahun, baru menampakkan wujudnya.

Ketika sudah bersanding di pelaminan pun, kadang jodoh antara dua insan pun bisa terputus. Akhirnya, masing-masing saling menemukan pasangan baru sebagai jodoh baru dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Di dalam Islam, agar tidak terjebur ke dalam kemaksiatan, ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menjemput jodoh.

Pertama, pahami pernikahan sebagai sebuah ibadah. Bukan hanya sebatas memenuhi keinginan untuk mendapatkan pasangan.

Kedua, menjemput jodoh bukan dengan cara pacaran. Dalam Islam, pacaran halal hanya bisa dilakukan setelah akad pernikahan dilangsungkan. Pacaran sebelum pernikahan adalah godaan setan yang begitu menggiurkan. Tapi, bisa mengantarkan kepada dosa dan kehinaan.

Ketiga, memilih kriteria calon pasangan yang terbaik. Jika memungkinkan, pilihlah calon yang baik agamanya, baik nasabnya, bagus parasnya, dan cukup hartanya. Jika tidak memungkinkan mendapatkan calon pasangan dengan empat kriteria tersebut sekaligus, maka pilihlah calon yang baik agamanya. Sebab, baiknya agama calon pasangan, insyaallah akan mengantarkan kita kepada keselamatan.

Keempat, mohon petunjuk kepada Allah dengan melakukan sholat istikhoroh. Sholat sunnah dua rakaat dengan tujuan agar Allah memberikan petunjuk apakah calon pilihan kita adalah yang terbaik sebagai pasangan kita.

Kelima, bertawakkal kepada  Allah. Karena upaya sudah dilakukan, maka hasilnya kita serahkan kepada Allah. Jika berjodoh, maka akan berlanjut ke pelaminan. Jika belum berjodoh, maka pasti akan kandas sebelum akad pernikahan diucapkan. Dalam hal ini, bersabarlah dan ikhlaskan. Bisa jadi, Allah telah mempersiapkan jodoh yang lebih baik dibandingkan dengan pilihan kita saat ini.

Dijodohkan, hanyalah salah satu upaya untuk menjemput jodoh. Tidak perlu gengsi maupun malu jika kita dijodohkan. Jika kita memang membutuhkan, jalan perjodohan bisa kita ambil sebagai alternatif untuk memilih pasangan. Hanya saja, perjodohan yang barokah adalah perjodohan yang dijalankan sesuai dengan rambu-rambu Islam dan tanpa paksaan. Artinya, butuh keikhlasan dan keridhoan kedua belah pihak jika memutuskan untuk melanjutkan ke pelaminan. Sebab, bangunan rumah tangga yang diharapkan adalah bangunan rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah.

Jadi, meskipun dijodohkan, jangan khawatir, kalau bukan jodoh, maka tidak akan berlanjut ke pelaminan. Jika dalam perjodohan berlanjut ke pelaminan, maka berdo'alah bahwa pasangan kita saat ini, akan mampu membersamai kita untuk menyempurnakan setengah agama kita.

Bagi yang belum menemukan jodoh meskipun sudah melewati proses perjodohan, tetaplah bersabar dan terus berupaya dengan cara yang dibenarkan. Jangan merasa gelisah dan bersedih hati. Tidak perlu malu juga meskipun usia sudah semakin dewasa. Karena jodoh bisa datang kapan saja, bahkan di saat kita tidak menduganya. Manfaatkan masa melajang dengan melakukan berbagai aktivitas kebaikan. Karena nilai amal perbuatan kita, sejatinya terletak pada proses yang kita lakukan.

Wallahu a'lam bish showab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun