Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dulu, Indonesia Pernah Berutang kepada Palestina, Benarkah Palestina Bukan Urusan Kita?

20 Mei 2021   21:46 Diperbarui: 21 Mei 2021   11:32 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, menilai Palestina dan Israel bukanlah urusan Indonesia, melainkan urusan bangsa Arab dan Yahudi (sindonews.com, 19/05/2021). Sontak, pernyataan tersebut menimbulkan tanggapan dari sejumlah tokoh nasional.

Sejumlah tokoh mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, termasuk Palestina. Oleh karena itu, penjajahan harus dihapuskan, termasuk penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.

Apa yang dilakukan oleh Israel sejak 1948 hingga saat ini adalah sebuah penjajahan. Penjajahan tersebut termanifestasikan dalam bentuk penindasan terhadap warga Palestina, perampokan tanah tempat tinggal warga Palestina, penghancuran fasilitas-fasilitas vital warga Palestina serta penghancuran masa depan generasi muda Palestina.

Sejak keruntuhan khilafah utsmani secara de facto pada 1918, Palestina telah kehilangan perisai  yang menjaga kedamaian tiga agama di sana. Inggris melalui deklarasi Balfournya telah semena-mena menjanjikan tanah wakaf Palestina kepada Zionis Yahudi Eropa. Sejak saat itulah, kedamaian hidup tiga agama di Palestina diusik dan diporak-porandakan hingga detik ini.

Tidak ada lagi keamanan. Tidak ada lagi perdamaian. Yang tersisa hanyalah peperangan demi peperangan. Peperangan ini pun tampak berat sebelah. Sebab, tindakan Israel yang membabi buta di dukung oleh kekuatan negara adidaya seperti Amerika dan para sekutunya. Sementara Palestina, diasingkan dan dikucilkan, bahkan oleh negeri-negeri muslim lainnya.

Apakah Indonesia akan mengambil langkah untuk mengucilkan dan berpaling dari Palestina? Dilihat dari sisi konstitusi negara, harusnya Indonesia memberikan dukungan kepada kemerdekaan Palestina. Bukan justru membuang muka. Sebab, jelas termaktub dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan.

Dipandang dari sisi ukhuwah islamiyah, indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Harusnya, pembelaan Indonesia terhadap Palestina lebih signifikan dibandingkan negara-negara yang lainnya. Dukungan ini tidak cukup hanya sebatas do'a, ucapan bela sungkawa atau pemberian dana. Dukungan tersebut harusnya juga disertai dengan bantuan militer untuk membebaskan Palestina.

Ditilik dari sisi sejarah, Palestina merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan untuk kemerdekaan Indonesia pada 1944. Saat Indonesia butuh dukungan internasional untuk kemerdekaan, tokoh-tokoh Palestina telah memberikan semangat dan dukungan untuk Indonesia. Lantas, pantaskah kita saat ini mengatakan bahwa Palestina bukan urusan kita?

Indonesia, dulu pernah berhutang kepada Palestina. Meskipun, kita tidak ingin memberikan bantuan untuk memerdekakan Palestina karena ruwetnya masalah dalam negeri kita, minimal kita tidak melukai hati para pejuang Palestina dengan mengatakan bahwa Palestina bukan urusan kita. Cukuplah kita diam, jika kita tidak mampu berkata baik. Minimal itulah adab yang harusnya kita miliki sebagai bangsa Indonesia.

Wallahu a'lam bish showab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun