Hanya saja, keputusan WTO ini tidak akan berkutik di hadapan negara-negara besar seperti Amerika dan China. Hal ini terbukti dengan gagalnya WTO menjembatani sengketa dagang dua negara ini. Alih-alih memperhatikan WTO, kedua negara ini justru bertindak berdasarkan kepentingan masing-masing dalam sengketa dagang tersebut.
Oleh karena itu, masihkan kita berharap untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan bergabung bersama WTO? Sebab, seringkali kebijakan perdagangan internasional yang diambil oleh Indonesia karena keterikatannya dengan organisasi perdagangan dunia ini, telah memukul produsen dalam negeri. Seringkali juga, banyak produsen dalam negeri yang terpaksa gulung tikar akibat tidak mampu bersaing dengan pemain pasar global yang bermodal besar.
Sudah saatnya Indonesia mencoba untuk bangun dan mandiri. Menyusun neraca perdagangan berbasis kebutuhan dalam negeri dan demi kesejahteraan rakyatnya. Bukan berdasarkan tekanan pemain pasar global atas nama konsep non diskriminasi dalam perdagangan bebas.
Wallahu a'lam bish showab
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI