Dalam kitab-kitab suci agama samawi, dikisahkan bahwa kaum homoseksual dan lesbian muncul pertama kali pada masa Nabi Luth 'alaihissalaam. Nabi Luth yang merupakan keponakan Nabi Ibrahim 'alaihissalaam ini, menyampaikan risalah dakwah kepada mereka, kaum sodom. Hanya saja, seruan Nabi Luth ini tidak diterima oleh mereka.
Puncaknya, ketika datang beberapa tamu laki-laki dengan wajah tampan yang sempurna mendatangi kediaman Nabi Luth. Kaum sodom pun memaksa Nabi Luth untuk menyerahkan para tamu tersebut kepada mereka, demi memuaskan hawa nafsu dan penyimpangan seksual mereka.Â
Nabi Luth yang merasa khawatir akan keamanan para tamunya pun segera diberitahu bahwa kaumnya tidak bisa mengganggu mereka. Sebab, mereka adalah para malaikat utusan Allah yang dikirim untuk memberikan peringatan kepada Nabi Luth bahwa azab akan segera diturunkan oleh Allah kepada kaumnya di waktu subuh. Dan waktu subuh akan segera datang.
Hal ini sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Quran dalam surat Hud ayat 81 yang artinya "Pergilah dengan membawa keluargamu pada akhir malam, jangan ada seorang pun yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab seperti yang menimpa kaummu. Sungguh, azab itu di waktu Subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?"
Dalam waktu sekejap, kota Sodom pun dijungkirbalikkan oleh Allah. Tidak ada satu pun kaum sodom yang yang selamat dari azab yang diturunkan oleh Allah tersebut. Bukti azab yang menimpa kaum Sodom pun hari ini masih bisa kita saksikan. Sebagai pelajaran bagi orang-orang yang berfikir dan beriman.
Sudah ribuan tahun sejak kota Sodom di azab oleh Allah dengan azab yang mengerikan dan bergidik bagi yang menyaksikan. Hanya saja, saat ini, keturunan kaum Sodom ini, masih banyak kita jumpai. Secara nasional, pada 2009 jumlah kaum L98T ini masih berada dikisaran 800-an. Hanya saja, jumlahnya meningkat mencapai sekitar 1.095.970 di tahun 2012. Bahkan, diperkirakan jumlah kaum ini sudah mencapai 3% penduduk Indonesia.
Besarnya penambahan kaum L98T ini, tentu bukan tanpa sebab. Pasalnya, kaum L98T ini tidak bergerak secara mandiri. Saat ini, kaum L98T ini bergerak dalam wadah organisasi-organisasi. Pada tahun 2013, tercatat ada sekitar 119 organisasi yang menaungi kaum L98T di Indonesia. Organisasi-organisasi tersebut tergabung dalam organisasi L98T yang bersifat nasional.
Selain bergerak secara terorganisasi, perkembangan jumlah kaum L98T ini juga didukung oleh besarnya dana yang dikucurkan kepada mereka atas nama anti diskriminasi dan equality. Organisasi-organisasi internasional seperti UNDP, UN Women, USAID, dan World Bank merupakan penyokong dana utama kampanye-kampanye penyimpangan seksual kaum L98T ini.
Hanya saja, tren bertambahnya kaum L98T ini, diikuti dengan bertambahnya kasus HIV/AIDS di tengah-tengah masyarakat. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah LSL (Lelaki Seks Lelaki/Gay) yang terpapar HIV/AIDS dari 2010 hingga 2019 sebanyak 53.082.
Selain itu, telah terjadi pergeseran tren penderita HIV/AIDS di kalangan masyarakat. Di awal kemunculan penyakit ini di Indonesia sekitar tahun 2000, jumlah penderita HIV/AIDS banyak dari kalangan pelanggan waria, pelanggan wps (wanita pekerja seks), dan pengguna narkoba dengan jarum suntik. Akan tetapi, sejak tahun 2005 hingga saat ini, terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS yang cukup signifikan dari kalangan LSL ini.
Saat ini, jumlah temuan HIV/AIDS di Indonesia terus mengalami peningkatan. Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur secara keseluruhan sampai saat ini mencapai kisaran 1.300-an kasus. Pada 2019 hingga 2020 kasus HIV/AIDS berkisar 179 kasus. Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur ini, didominasi oleh kelompok LSL.
Selain itu, berdasarkan temuan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) KBB pada 2007-2015, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hampir setengahnya berasal dari kaum L98T, terutama kelompok LSL.
Sementara itu, wilayah lain di Indonesia, menunjukkan tren data yang sama. Berdasarkan hasil penelitian Perhimpunan Konselor VCT dan HIV/AIDS Indonesia, diketahui bahwa aktivitas L98T menjadi pemicu utama tingginya angka HIV/AIDS di Sumbar pada 2018 yang mencapai angka 10.376.
Tidak hanya di Indonesia, peningkatan jumlah kasus penderita HIV/AIDS di kalangan L98T terutama LSL juga terjadi di seluruh dunia. Misalnya, jumlah penderita HIV/AIDS di Amerika menembus angka sekitar 1,2 juta. Menurut laporan CDC (Center for Diseases Control and Prevention) kelompok terbesar yang terinfeksi HIV/AIDS adalah MSM (Male Sex Male/Gay).
Dengan melihat data-data di atas, baik dulu maupun kini, perilaku L98T ini ternyata telah membawa kerusakan terhadap lingkungan sosial masyarakat kita. Semakin meningkatnya penyakit HIV/AIDS di kalangan kelompok L98T ini, menjadi salah satu indikasi betapa bahayanya akibat yang ditimbulkan oleh perilaku penyimpangan seksual ini.
Masihkah kita terus mempertahankan gaya hidup seksual yang menyimpang ini atas nama HAM, demokrasi, anti diskriminasi maupun equality?
Bukanlah telah datang peringatan dari Dzat yang telah menciptakan alam semesta bahwa perbuatan kaum L98T ini adalah perbuatan yang keji? Saatnya berbenah dan menata diri, memilih yang terbaik demi masa depan dan generasi. Let's say no to L98T.
Wallahu a'lam bish
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H