Mohon tunggu...
Lilik Prasaja
Lilik Prasaja Mohon Tunggu... -

Akademisi, Aktivis, Wirausahawan.\r\nLife's too complex to be explained.\r\n@lilikprasaja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perampingan Postur Militer AS: Adaptasi Atau Sinyal Pudarnya Hegemoni?

8 Januari 2012   09:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:10 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis 5 Januari 2012 menjadi hari yang bersejarah bagi pertahanan Amerika Serikat (AS). Setelah pada akhir Desember menarik seluruh pasukannya dari Iraq, AS melakukan langkah drastis lain dalam kebijakan pertahanannya: memangkas pengeluaran militer. Hal ini sebenarnya wajar bagi sebuah negara yang tengah dilanda krisis ekonomi. Namun akan lain ceritanya bila negara yang dimaksud adalah Amerika Serikat.

(artikel berita: kompas.com)

Amerika Serikat selama beberapa dekade telah memperlihatkan postur pertahanan yang sangat superior. Postur pertahanan seperti ini hanya mungkin bila didukung oleh performa ekonomi  yang luar biasa.  Namun, masa-masa kejayaan ekonomi AS tampaknya sudah berlalu. Sejak kebangkitan Jepang sebagai kekuatan ekonomi besar dunia, AS mendapat tantangan serius. Kapitalisme ekonomi dan globalisasi yang semula digembar-gemborkan AS kini memberikan dampak negatifnya: ekonomi AS tidak lagi kompetitif.

Kenyataan ini diperparah oleh kebijakan perang besar melawan terorisme yang diluncurkan oleh rezim neokonservatif Bush Jr. Kebijakan perang ini telah menguras perbendaharaan negara. Perang Afghanistan dan Iraq memberikan pukulan telak bagi perekonomian AS. Pajak rakyat yang bisa digunakan untuk memberikan kesejahteraan malah dihabiskan untuk mengobarkan perang di luar negeri.

Rakyat telah muak dengan perang dan kini fokus kepada ekonomi. Obama bertaruh sangat besar dengan membuang sedikit “kesombongan hegemon” AS dengan merampingkan postur militer AS dengan cara mengurangi anggaran militer. Kebijakan ini di satu sisi realistis mengingat AS harus ekstra hati-hati dalam pengeluaran di tengah resesi ekonomi. Namun di satu sisi sangat absurd mengingat tensi konflik tengah meningkat di tengah ancaman kekuatan Cina dan Iran, juga instabilitas Korea Utara. Tidak heran jika kemudian “para munafik Partai Republik” menyerang kebijakan perampingan anggaran militer ini sebagai  kecerobohan Obama.

Namun, semua keputusan kembali kepada keputusan kongres AS apakah akan mendukung rencana pengetatan anggaran militer ini atau malah menolak dan mendukung status quo hegemoni AS. Satu hal yang pasti, doktrin manifest of destiny AS sedang dalam ujian besar. Di tengah memanasnya politik domestik AS menjelang pemilu presiden akhir tahun ini, setumpuk masalah besar menunggu untuk dipecahkan dengan kepala dingin.

AMERICAN!

13260162251865323190
13260162251865323190

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun