Dalam menciptakan budaya positif di sekolah dibutuhkan kolaborasi antara guru dengan rekan sejawat, kepala sekolah, murid, orang tua, serta lingkungan masyarakat. Dengan diterapkannya budaya positif tersebut, diharapkan murid akan memiliki karakter yang kuat sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang tercermin dalam Profil Pelajar Pancasila.
Tujuan:
- Menciptakan siswa yang merdeka dan memiliki disiplin positif yang membudaya
- Menumbuhkan  Budaya posistif di sekolah dengan nilai-nilai kebajikan universal yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila
- Meningkatkan kemampuan dalam menumbuhkan mindset positif siswa
Tolok Ukur:Â
- Terbentuknya keyakinan Kelas, melalui kegiatan kesepakan Kelas yang dilakukan oleh wali kelas dan siswa
- Siswa mampu menerapkan dan menjalankan keyakinan kelas yang telah dibuat dengan sadar, tanpa paksaan atau pengawasan dari guru
- Menumbuhkan  Budaya posistif di sekolah dengan nilainilai kebijakan universal
Linimasa Tindakan yang akan dilakukan:
- Menghadap kepala Sekolah untuk menjelaskan pentingnya penanaman Budaya Positif dan Keyakinan kelas di sekolah, serta meminta ijin untuk mendiseminasi bersama rekan guru
- Mengumpulkan rekan guru untuk melakukan diseminasi pemahaman materi Budaya Positif (keyakinan Kelas dan Segitiga Restitusi)
- Berkoordinasi dan berkolaborasi dengan wali kelas untuk membuat keyakinan kelas di kelas masing-masing-masing
- Berkoordinasi dan berkolaborasi dengan orangtua/wali siswa untuk menerapkan (keyakinan kelas dan budaya positif yang sudah ditanamkan di sekolah) di rumah anak
- Memantau, merefleksi, dan mengevaluasi keyakinan kelas yang telah dibuat
- Melakukan tindak lanjut dari hasil penanaman Budaya Positif yang sudah dilakukan
Dukungan yang dibutuhkan:
- Dukungan dari kepala sekolah, rekan guru, serta murid agar tindakan yang telah dilakukan secara lancar, menyeluruh, konsisten, dan berkesinambungan
- Sarana dan Prasarana untuk menumbuhkan Budaya Posistif di sekolah
- Orang tua dalam melakukan Budaya Positif di rumah
Derkripsi Aksi Nyata
Setelah menyelesaikan serangkaian tugas pada Modul 1.4 (Budaya Positif) Pendidikan Guru Penggerak angkatan ke tujuh, tugas terahir adalah Aksi Nyata dengan kegiatan Diseminasi Budaya Positif pada lembaga tempat saya mengabdi yaitu di TK Negeri Pembina Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo. Diseminasi ini merupakan implementasi pemahaman saya terkait konsep inti dari modul budaya positif pada murid di kelas, serta bagaimana saya menyampaikan pembelajaran konsep-konsep inti kepada rekan sejawat, sehingga bisa diterapkan di sekolah saya.
Sebelum saya melakukan kegiatan Diseminasi, saya membuat rancangan kegiatan aksi nyata, kemudian menghadap kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di lembaga, untuk menyampaikan rencana kegiatan,dan disepakati untuk dilakukan setelah libur semester satu.
Pada tanggal 16 Januari 2023, realisasi Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4, tentang Budaya Positif di TK Negeri Pembina Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo, yang dihadiri oleh kepala sekolah, seluruh pendidik dan tenaga pendidikan.
Dalam sambutannya, kepala sekolah menyampaikan bahwa Diseminasi Budaya Positif ini, adalah pengetahuan dan terobosan baru dalam menanamkan karakter anak sejak dini. Menanamkan disiplin positif pada anak usia dini, tidak bisa langsung berhasil dengan baik, maka perlu ketelatenan, konsistensi, dan dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan. Penanaman Budaya Positif juga dengan melakukan pembiasaan serta keteladanan, maka perubahan harus dimulai dari pribadi guru dan semua warga sekolah yaitu mengimplementasikan nilai serta disiplin positif dalam kesehariannya.
Setelah Kegiatan Aksi Nyata ini, kepala sekolah memberi arahan dan penguatan, bahwa apa yang telah disampaikan pada kegiatan Diseminasi ini, sangat sesuai dengan program sekolah yang sudah disusun bersama, sehingga tinggal mengintegrasikan dan melakukan perubahan yang diperlukan, diantaranya; mencermati SOP kedatangan, SOP penyambutan, SOP setiap ruangan (ruang kelas, ruang bermain, perpustakaan, toilet, dan lain-lain), SOP bermain di halaman, kemudaian membuat kesepakatan kelas dan kesepakatan sekolah bersama anak berdasarkan SOP tersebut.Â