Mohon tunggu...
LILIK KHOTIMATUZZAHROH
LILIK KHOTIMATUZZAHROH Mohon Tunggu... Akuntan - MAHASISWA

MAHASISWA S1 - AKUNTANSI - NIM 43223110064 - FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS MERCU BUANA - PENDIDIKAN ETIK DAN KORUPSI - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Kejahatan pada Pemikiran Teodesi

9 November 2024   00:20 Diperbarui: 9 November 2024   03:21 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

yang terdiri dari argument teodesi bebas dan pendekatan eksistensialis. Salah satu pendekatan filosofis yang signifikan dalam diskursus kejahatan adalah argumen teodesi bebas yang dikembangkan oleh Alvin Plantinga. Plantinga berpendapat bahwa kebebasan manusia adalah alasan mengapa kejahatan ada. 

Dalam pandangannya, kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan adalah sesuatu yang sangat berharga, karena tanpa kebebasan, cinta dan kebaikan tidak dapat muncul secara tulus (Plantinga, 1974). 

Dengan demikian, kehadiran kejahatan dapat dilihat sebagai konsekuensi dari kebebasan yang diberikan kepada manusia. Pendekatan eksistensialis, yang dipelopori oleh pemikir seperti Jean-Paul Sartre dan Viktor Frankl, juga memberikan perspektif yang berbeda tentang kejahatan. Dalam pandangan ini, kejahatan dan penderitaan adalah bagian dari kondisi manusia yang tidak dapat dihindari. 

Namun, individu memiliki kebebasan untuk memberikan makna pada penderitaan mereka. Frankl, dalam karyanya "Man's Search for Meaning," menekankan bahwa meskipun kita tidak dapat menghindari penderitaan, kita dapat memilih bagaimana kita meresponsnya (Frankl, 1946). Pemahaman tentang diskursus kejahatan dalam pemikiran teodesi yang beberapa area penelitiannya dapat dieksplorasi lebih lanjut. 

Melakukan studi kasus tentang pengalaman individu atau kelompok yang menghadapi penderitaan ekstrem dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana mereka memahami dan merespons kehadiran kejahatan. Penelitian ini dapat mencakup wawancara, analisis naratif, dan pendekatan kualitatif lainnya. Membandingkan pandangan tentang kejahatan dalam berbagai tradisi agama dapat memperkaya diskursus ini. 

Dengan memahami bagaimana berbagai tradisi mengatasi pertanyaan tentang kejahatan, kita dapat menemukan kesamaan dan perbedaan yang dapat memperkaya dialog antar agama. Meneliti implikasi psikologis dari diskursus kejahatan dapat membantu memahami bagaimana individu mengatasi penderitaan dan kejahatan dalam kehidupan mereka. Penelitian ini dapat mencakup aspek-aspek seperti resilien, coping mechanisms, dan dampak psikologis dari kepercayaan teologis.

DAFTAR PUSTAKA

Aquinas, Thomas. (1265-1274). Summa Theologica. New York: Benziger Bros.

Gutirrez, Gustavo. (1971). A Theology of Liberation: History, Politics, and Salvation. Maryknoll: Orbis Books. 

Hick, J. (1966). Evil and the God of Love. New York: Harper & Row.

Plantinga, A. (1974). God, Freedom, and Evil. Grand Rapids: Eerdmans. Pentingnya Diskursus Kejahatan Dalam Teodesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun