Kalasuba adalah cerminan dari harapan dan optimisme yang muncul setelah masa-masa sulit, yang juga mencerminkan keyakinan Ranggawarsita bahwa pada akhirnya, kebaikan akan selalu menang melawan keburukan.Â
Dalam konteks ini, nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kehidupan masyarakat mulai tergeser oleh kepentingan pribadi dan keserakahan. Hal ini dapat dihubungkan dengan fenomena korupsi di Indonesia, di mana praktik-praktik tidak etis mulai merajalela.Â
2. KalathidaÂ
Kalatidha seringkali diartikan sebagai zaman penuh ketidakpastian. Dalam pandangan Ranggawarsita, Kalatidha adalah masa ketika banyak orang mulai kehilangan pegangan moral, dan norma-norma tradisional tak lagi dihormati.Â
Pada zaman ini, masyarakat cenderung mengalami kebingungan antara perubahan yang terjadi di sekelilingnya dan keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai lama. Dalam karya-karyanya, Ranggawarsita menggambarkan zaman ini dengan penuh kesedihan, menekankan bahwa ketidakpastian ini membawa penderitaan, konflik, dan penurunan nilai moral di kalangan masyarakat.
Dalam konteks sejarah Jawa, Kalatidha bisa mencerminkan situasi pada masa Ranggawarsita, di mana pengaruh kolonial Belanda semakin kuat dan banyak struktur sosial tradisional mulai goyah.Â
Dalam karya terkenalnya, "Serat Kalatidha," Ranggawarsita menuliskan betapa sulitnya masyarakat untuk bertahan dengan norma-norma lama di tengah arus perubahan yang cepat. Kalatidha dianggap sebagai zaman yang gelap dan penuh tantangan, di mana kebenaran dan kebajikan seolah menjadi barang langka.
3. Kalabendhu
Setelah masa ketidakpastian dalam Kalatidha, datanglah zaman Kalabendu, yang bisa diartikan sebagai masa penuh penderitaan. Kalabendu adalah masa ketika masyarakat benar-benar berada dalam keadaan yang sangat sulit, penuh dengan kesengsaraan dan ketidakadilan.Â
Pada zaman ini, penderitaan dan keburukan memuncak, sementara orang-orang yang berkuasa sering kali melakukan tindakan yang tidak adil, sehingga masyarakat semakin menderita.
Kalabendu mencerminkan situasi di mana struktur sosial dan nilai-nilai moral runtuh sepenuhnya, menyebabkan penderitaan kolektif bagi seluruh lapisan masyarakat.