Mohon tunggu...
LILIK KHOTIMATUZZAHROH
LILIK KHOTIMATUZZAHROH Mohon Tunggu... Akuntan - MAHASISWA

MAHASISWA S1 - AKUNTANSI - NIM 43223110064 - FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS MERCU BUANA - PENDIDIKAN ETIK DAN KORUPSI - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quis 7 - Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katathida, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

27 Oktober 2024   03:24 Diperbarui: 27 Oktober 2024   11:35 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena korupsi di Indonesia telah menjadi isu yang kompleks dan mendalam, memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pemerintahan. Dalam konteks ini, pemikiran Ranggawarsita mengenai tiga era---Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu---dapat memberikan perspektif yang menarik untuk memahami dinamika sosial dan politik di Indonesia. 

Artikel ini akan membahas apa yang dimaksud dengan tiga era tersebut, bagaimana konsep ini dapat dihubungkan dengan fenomena korupsi, dan mengapa penting untuk memahami hubungan antara keduanya. 

A. Ranggawarsita dan Tiga Era

Ranggawarsita adalah seorang pujangga besar Jawa. 

Ia juga dikenal sebagai penulis dan filsuf yang memberikan kontribusi penting dalam sastra dan kebudayaan Jawa pada abad ke-19 karena karya-karyanya yang mendalam dan filosofis, terutama dalam konteks budaya Jawa. Nama lengkapnya adalah Raden Ngabehi Ranggawarsita, dan ia hidup pada masa akhir Kerajaan Mataram di Surakarta. 

Salah satu karya terkenalnya adalah "Serat Kalatidha," yang membahas tentang perubahan zaman dan kondisi sosial masyarakat. Dalam karyanya, Ranggawarsita membagi sejarah menjadi tiga era: Kalasuba, Katatidha, dan Kalabendhu. Ketiga era ini mencerminkan kondisi moral dan sosial masyarakat pada masa-masa tertentu. 

1. Kalasuba 

Kalasuba adalah masa yang dinantikan setelah melewati penderitaan di zaman Kalabendu. Zaman ini adalah era kebahagiaan dan kemakmuran, di mana keadilan, kebenaran, dan kebaikan akhirnya kembali mendominasi kehidupan masyarakat. 

Pada zaman Kalasuba, masyarakat hidup dalam kedamaian dan kemakmuran, norma-norma sosial dihormati, dan para pemimpin bertindak adil serta bijaksana. Kalasuba dianggap sebagai zaman pencerahan, di mana segala bentuk ketidakadilan dan penderitaan yang terjadi pada masa sebelumnya dapat diakhiri.

Ranggawarsita menggambarkan Kalasuba sebagai zaman yang ideal, di mana kehidupan manusia kembali harmonis dan teratur. Masyarakat pada masa ini hidup dengan lebih damai, tidak ada lagi ketakutan atau penderitaan yang mendominasi, dan orang-orang dapat menikmati kehidupan yang seimbang secara sosial dan spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun