Mohon tunggu...
LILIK KHOTIMATUZZAHROH
LILIK KHOTIMATUZZAHROH Mohon Tunggu... Akuntan - MAHASISWA

MAHASISWA S1 - AKUNTANSI - NIM 43223110064 - FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS MERCU BUANA - PENDIDIKAN ETIK DAN KORUPSI - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Etik dan Korupsi UMB

21 September 2024   00:28 Diperbarui: 21 September 2024   00:34 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktik Stoicisme, Membedakan Antara Fortuna vs Virtue Untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional

 

Dalam upaya mencapai keunggulan akademik dan profesional, individu sering mengabaikan pentingnya membentuk karakter yang kuat. Stoicisme, filsafat Yunani kuno, menawarkan perspektif unik tentang bagaimana mencapai kesuksesan dengan membedakan antara Fortuna (keberuntungan atau kesempatan) dan Virtue (keunggulan moral). Dengan memahami perbedaan antara dua konsep ini, sarjana dan profesional dapat mengembangkan mindset yang tangguh, membuat keputusan yang lebih baik, dan akhirnya menjadi luar biasa dalam bidang mereka.

Mengenai pengertian tentang Fortuna dan Virtue.Dalam mitodologi, Fortuna merupakan dewi keberuntungan dan nasib yang sering digambarkan membawa hasil baik maupun buruk terhadap manusia yang melambangkan elemen-elemen tak terduga yang dapat memengaruhi hasil dari tindakan, kita tidak sepenuhnya dapat mengendalikan Fortuna meskipun dengan pencapaian dari usaha keras kita dan sering kali dianggap sebagai kekuatan yang tidak stabil (kadang membawa keberuntungan namun juga kesulitan).

Virtue disisi lain merupakan konsep yang berkaitan dengan moralitas, etika, dan karakter yang mencakup sifat baik yang dimiliki individu namun dapat dikontrol diri sendiri untuk mengembangkan dan memperbaiki sifat sebagai jalan menuju kebahagiaan dan kehidupan yang bermakna sehingga seorang individu dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik

Hubungan antara Fortuna dan Virtue

Fortuna mencakup elemen keberuntungan dan nasib yang dapat mempengaruhi hasil tindakan. Sementara itu, Virtue meliputi karakter dan kebajikan yang membantu individu mengatasi tantangan tersebut. Memahami Fortuna mengajarkan individu untuk menerima situasi yang di luar kendali, sedangkan Virtue mendorong individu untuk bertindak berdasarkan prinsip moral dan karakter yang baik. 

Ketika Fortuna membawa kesulitan, Virtue membantu individu tetap kuat dan bertindak dengan integritas. Virtue menjadi landasan moral dalam menghadapi ketidakpastian hidup. Dalam kehidupan, keberhasilan sering kali merupakan hasil dari kombinasi antara keberuntungan (Fortuna) dan tindakan yang didasarkan pada kebajikan (Virtue). Ini menekankan pentingnya kedua elemen dalam pencapaian tujuan.

A. Mengapa Penting Membedakan Antara Fortuna dan Virtue?-WHY?

Dalam filsafat Stoicisme, Fortuna mewakili peristiwa yang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dikontrol yang terjadi dalam hidup. Ini adalah keberuntungan atau kesempatan yang dapat baik membantu atau menghambat kemajuan kita. Di sisi lain, Virtue mewakili keunggulan moral dan karakter yang dapat kita kembangkan melalui pilihan dan tindakan kita. Dengan membedakan antara Fortuna dan Virtue, kita dapat fokus pada apa yang dapat kita kontrol dan mengambil tanggung jawab atas kesuksesan kita sendiri yang bisa membantu individu dalam membuat keputusan yang lebih baik

Dalam pengaturan akademik dan profesional, mudah untuk terjebak dalam pengejaran validasi eksternal, seperti nilai, penghargaan, atau promosi. Namun, faktor-faktor eksternal ini sering berada di luar kendali kita dan dapat dipengaruhi oleh Fortuna. Dengan fokus pada Virtue, kita dapat mengembangkan rasa harga diri yang tidak bergantung pada keadaan eksternal serta juga dapat mendorong individu untuk mengembangkan sifat-sifat positif dan membangun karakter daripada hanya bergantung pada harapan sebuah keuntungan .Ini memungkinkan menjadikan pribadi yang berkontribusi pada pertumbuhan yang lebih baik serta untuk mempertahankan motivasi dan kepercayaan diri, bahkan dalam menghadapi kesulitan.

Dalam konteks politik, membedakan ini juga penting untuk memahami bagaimana pemimpin harus beradaptasi dengan situasi yang tak terduga (Fortuna) sambil tetap berpegang pada prinsip moral dan etika (Virtue) dalam pengambilan keputusan yang menjadikan seorang individu dan pemimpin untuk beroperasi dengan cara yang lebih seimbang dan bijaksana, mengakui kekuatan eksternal tanpa mengabaikan tanggung jawab moral. 

B. Mengapa Virtue Penting untuk Sarjana dan Profesional? (why)

Virtue sangat penting bagi sarjana dan profesional karena memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik, membangun hubungan yang kuat, dan mempertahankan integritas serta memberikan landasan etika dan moral yang kuat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Ketika kita memprioritaskan Virtue, kita lebih mungkin untuk:

  • Bertindak dengan jujur dan integritas, bahkan ketika itu sulit atau tidak populer yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh rekan kerja, klien, dan masyarakat
  • Mengambil tanggung jawab atas kesalahan kita dan belajar dari mereka
  • Mengembangkan empati dan pemahaman terhadap orang lain
  • Mengembangkan mindset yang terbuka dan terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kita
  • Membuat keputusan yang etis, mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan yang sejalan dengan nilai dan prinsip kita
  • Memperkuat hubungan interpersonal baik dalam konteks akademik maupun profesional untuk keberhasilan kolaboratif 

Dengan memprioritaskan Virtue, sarjana dan profesional dapat mencapai kesuksesan yang lebih berkelanjutan dan mempertahankan integritas mereka.

C. Bagaimana Menerapkan Prinsip Stoicisme dalam Kehidupan Sehari-hari? (how)

Untuk menerapkan prinsip Stoicisme dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat:

  • Membuat daftar nilai dan prinsip yang kita pegang
  • Menganalisis keputusan kita dan memastikan bahwa mereka sejalan dengan nilai dan prinsip kita
  • Mengembangkan mindset yang terbuka dan fleksibel
  • Membuat rencana untuk menghadapi kesulitan dan mempertahankan motivasi kita
  • Membuat waktu untuk refleksi dan evaluasi diri
  • Fokus pada hal yang bisa dikendalikan
  • Melatih diri untuk menerima ketidakpastian
  • Meluangkan waktu setiap hari untuk merenungkan tindakan dan pikiran 

Dengan menerapkan prinsip Stoicisme, kita dapat mengembangkan karakter yang kuat, menciptakan kehidupan yang lebih seimbang, tenang, dan bermakna membuat keputusan yang lebih baik, dan mencapai kesuksesan yang lebih berkelanjutan. Stoicisme bukan hanya teori, tetapi praktik sehari-hari yang dapat membawa perubahan positif untuk menghadapi tantangan dengan kebijaksanaan dan kekuatan.


Referensi

Epictetus. (1995). Discourses and Selected Writings. Penguin Books.

Seneca. (2004). Letters from a Stoic. Penguin Books.

Hadot, P. (1995). Philosophy as a Way of Life. Blackwell Publishing.

Irvine, W. B. (2008). A Guide to the Good Life: The Ancient Art of Stoic Joy Oxford University Press.

Epictetus. (1995). The Enchiridon. (circa 135 AD).

Kramer, Martin. (2006). The Ethical Implications of Virtue Ethics for Professional Practice. Journal of Business Ethics.

Kant, Immanuel. (1785). Groundwork for the Metaphysics of Morals.

Hobbes, Thomas. (1651). Leviathan.

Nussbaum, Martha C. (1994). The Therapy of Desire: Theory and Practice in Hellenistic Ethics. Princeton University Press. 

MacIntyre, Alasdair.  (1981). After Virtue. University of Notre Dame Press.

Nussbaum, Martha C. (1986). The Fragility of Goodness: Luck and Ethics in Greek Tragedy and Philosophy. Cambridge University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun