Oleh : Lilik Solekah, SHI.
Menteri Ketenaga kerjaan mengakui banyak gen Z yang nganggur dan tidak ada kesesuain antara pendidikan dengan pasar kerja. Pasalnya nyaris 10 juta gen Z pengangguran ternyata ngangur.
Banyaknya pengangguran ini menunjukkan adanya keterbatasan lapangan kerja di negara ini, dan ini justru menunjukkan gagalnya negara dalam menciptakan lapangan.  Bonus demografi yang sudah lama diprediksi bakal terjadi di negeri ini tidak disambut planing yang baik oleh penguasa. Beberapa tahun yang lalu penulis sudah membahasnya kelak banyaknya  usia produktif ini jika penguasa cepat menangkap peluang maka sudah menyiapkan segala sesuatunya untk menyambut sehingga tidak akan menjadi beban dan justru akan menjadi peluang emas. Â
Apalagi ditambah adanya kebijakan negara memudahkan investor asing dan pekerjanya berusaha di Indonesia, termasuk dalam mengelola sumber daya alam. Ini bukti bahwa negara abai bahkan terlihat jelas tidak memperdulikan anak bangsa. Ibarat rakyat dalam negeri itu anak kandung maka disini patut disebut sebagsi anak kandung yang di telantarkan sedang anak musuh di anak emaskan.
Selain itu juga ini membuktikan bahwa adanya ketidaksesuaian antara lapangan kerja yanag tersedia dnegan Pendidikan  yang dimiliki gen Z. Lagi-lagi yang kita pertanyakan dimana peran negara untuk.generasi masa depan bangsa. Apa sudah mempersiapkan negara ini untuk dikuasai asing?  Apa sudah siap menyingkirkan anak bangsa dan menjadikan warga negara ini sebagsi budak asing?  Sungguh keterlaluan dipercaya rakyat malah justru menghianati rakyat sendiri.
Dalam Islam haram hukumnya penguasa menjual kedaulatan negara. Dalam Islam juga mewajibkan negara memenuhi kebutuhan pokok warga negaranya. dan tak sekedar sandang, pangan, papan saja yang wajib terpenuhi namun juga pendidikan, kesehatan dan keamanan.Â
Islam menjadikan sumber daya alam sebagai milik umum dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab negara. Pengelolaan  sumber daya alam oleh negara akan membuka lapangan perkerjaan yg besar bagi warganya. bukan justru penggusuran demi penggusuran seperti yang terjadi dalam sistem kapitalisme ini.Â
Selain itu pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan serapan tenaga kerja tanpa melupakan tujuan mencetak generasi yang berilmu tinggi sebagai pembangun peradaban yang  mulia. Karena ada kewajiban laki-laki dalam mencari nafkah maka laki-laki wajib bekerja. Kewajiban bekerja ini di imbangi dengan penguasa yang siap dengan lapangan pekerjaanya.Â
Sehingga bonus demografi ini jika terjadi pada negara yang menganut sistem Islam adalah suatu berkah bukan sebaliknya seperti saat ini yang justru menjadi musibah bagi negara.
Ingatlah dalam Al quran Alloh berfirman yang maksudnya adalah akan diturunkan keberkahan dari langit dan bumi jika manusianya menerapkan syariat islam secara kaffah termasuk sistem yang di gunakan sebagai sandaran bagi negara.
Dan begitupun sebaliknya apabila kita berpaling dari peringata-Nya., aturan-aturan-Nya maka Alloh akan membuat kehidupan yang sempit dan saat ini sudah bisa kita rasakan bersama. Â Seperti cari kerja susah, kepedulian sesama tiada, Â banyak kejahatan dimana-mana, moral anak remaja semakin rusak, perceraian meningkat,muncul penyakit bermacam-macam, musibah gempa bumi, gunung meletus, banjir dan masih banyak lagi yang lainya seolah-olah tiada akhir.
Maka dari itu mari kita ajak saudara kita semua untuk kembali pada peringatan Alloh, kita kembali pada hukum Alloh secara sempurna agar keberkahan dimuka bumi ini kembali dijamin oleh pencipta bumi yaitu Alloh SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H