Mohon tunggu...
Lilik Kistiana
Lilik Kistiana Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 2 Gamping

Senang mencoba yang hal baru yang menambah pengetahuan bagi diri sendiri, orang lain dan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Belajar dari Kisah di TikTok

26 Desember 2023   23:50 Diperbarui: 27 Desember 2023   05:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar dari kisah di Tiktok

Selamat malam pembaca yang budiman,  semoga kesehatan dan kelancaran selalu menyertai para pembaca semuanya.

Tulisan singkat ini saya buat ketika secara tidak sengaja saya ingin menghapus beberapa video dan juga foto yang terdapat dalam HP android saya. Kegiatan rutin yang penulis lakukan ketika HP android saya sudah mulai lambat (he he ..... full memory), maka saya harus merelakan beberapa foto atau video untuk dihapus supaya HP android penulis tetap bisa lancar digunakan.  

Saya ingat betul bahwa salah satu video yang tersebut adalah kiriman dari salah-satu dari wali murid yang kebetulan putranya adalah siswa saya yaitu kelas 7D SMP Negeri 2 Gamping, video tersebut dikirimkan ke saya beberapa waktu yang lalu. Tujuan dari wali murid mengirimkan video tersebut adalah sebagai bentuk perhatian besar wali murid kepada siswa-siswi SMP Negeri 2 Gamping khusus, karena wali murid tersebut menginginkan supaya kejadian yang ada dalam video tersebut tidak terjadi di SMP Negeri 2 Gamping. Untuk itu secara pribadi dan sebagai guru di SMP Negeri 2 Gamping saya mengucapkan banyak terimakasih atas kiriman video tersebut dan perhatiannya kepada SMP Negeri 2 Gamping, dan ini benar-benar bisa dijadikan pembelajaran bagi kita semua.

Kisah video tersebut didapatkan dari media sosial TikTok, sebenarnya kisah tersebut sudah terjadi beberapa puluh tahun yang lalu, tetapi pelajaran yang bisa kita ambil dari video tersebut masih sangat relavan dengan kondisi siswa-siswi sekarang ini, dimana keusilan anak-anak sekarang sepintas kadang diluar nalar kita, bagi anak-anak bercanda yang melebihi batas yang mengarah ke tindakan bullying seperti itu seakan sudah menjadi kebiasaan, yang mungkin anak-anak kita tidak pernah dipikirkan efek samping atau akibatnya. Untuk itu perlu kiranya saya tuliskan kembali kisah tersebut dengan tujuan supaya anak-anak kita semuanya bisa menghindarkan diri dari bercanda yang melebih batas atau mengarah ke tindakan bullying.

Kisah ini bermula dari salah satu siswi kelas 7 di salah satu SMP Negeri di Batam sebut saja namanya Faiz waktu dia sedang berulang tahun, pada saat itu dia diajak oleh teman-temannya ke kantin rupanya tindakan mengajak ke kantin ini hanyalah untuk mengalihkan perhatiannya karena teman-teman lainnya langsung melakukan skenario jahil dimana mereka dengan sengaja memasukkan uang senilai tiga ratus ribu dan beberapa ponsel ke dalam tasnya, mirisnya guru-guru juga terlibat dalam skenario tersebut. Kemudian Faiz di panggil ke ruangan guru dimaki-maki dan teman-temannya meneriaki dia maling saking shock dia sampai pingsan. Sejak saat itu dia berubah total, keesokan harinya dia masih kembali ke sekolah namun ia tidak mengerjakan tugas apapun yang diberikan oleh guru, dimana kondisi kejiwaan dan kesehatannya tidak stabil sejak saat itu, ia pun jatuh sakit dan di rawat di rumah sakit selama empat belas hari, ternyata dia mengalami gangguan otak akibat kejutan yang berlebihan, namun setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit kondisinya tidak kunjung membaik melainkan terus memburuk hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.  Siswi tersebut menjadi korban meninggal gara-gara diprank ulang tahun.

Dari kisah di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa setiap anak dalam menyikapi sebuah kejadian itu tidaklah sama satu sama lainnya, tergantung dari masing-masing kondisi kejiwaan seseorang. Jika seorang anak mempunyai kondisi kejiwaan yang kuat maka seorang anak akan tetap tenang dan tidak akan terpancing dalam candaan yang melewati batas tersebut, tetapi jika seorang anak tidak mempunyai kondisi kejiwaan yang kuat dalam menghadapi sebuah candaan yang melewati batas, maka hanya akan membuat sesorang tersebut menjadi shock karena saking kagetnya. Maka sudah menjadi tugas bersama kita untuk memberikan edukasi kepada anak-anak kita semua, untuk menghindari candaan atau gurauan yang diluar batas, karena candaan atau guruan yang diluar batas akhirnya mengarahnya nanti ke tindakan bullying, untuk itu kita harus selalu mengawasi dan mengontrol anak-anak kita dalam bergaul dengan teman-temannya supaya candaan yang diluar batas yang mengarahnya ke tindakan bullying tersebut bisa diminimalisir.

Berikut beberapa cara untuk mengatasi bercanda yang diluar batas:

1. Menegur dengan sopan

Sampaikan kepada orang yang bercanda bahwa candaannya tidak pantas dan membuat Anda tidak nyaman. Jelaskan mengapa candaan tersebut tidak pantas dan bagaimana perasaan Anda. Gunakan kalimat yang jelas dan tegas, seperti "Candaanmu tadi tidak lucu dan membuatku tersinggung" atau "Aku tidak suka dengan candaan seperti itu. Tolong jangan bercanda seperti itu lagi padaku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun