Timnas Indonesia melambungkan asa pencinta bola. Sebaiknya kita menaruh harapan yang tidak berlebihan.
Kehadiran Maarten Paes diTongkrongan Maarten Paes jelas bikin tenang siapa pun yang menginginkan prestasi Timnas kian membanggakan. Sekilas, postur kiper FC Dallas itu amat meyakinkan kita akan kemampuannya mengadang bola.
Bertinggi badan 192 cm, jelas ia terlihat lebih mumpuni menghalau bola yang melambung mengincar gawang yang dijaganya. Kekar badannya pun bakal menyulitkan penendang-penendang jarak jauh meluncurkan bola hingga menembus tangkapan tangannya.
Catatan penampilannya di Major League Soccer, kompetisi sepak bola tertinggi di negara Paman Sam, memang tak bisa dibilang istimewa. Namun, ada hal yang bikin dirinya layak mendapatkan kepercayaan.
Dalam tiga musim terakhir MLS, berdasarkan data Transfermarkt, sedikitnya Paes memainkan 80% dari semua laga yang harus dimainkan klubnya setiap musim. Angka ini mengindikasikan tingginya kepercayaan klub kepada dirinya.
Sementara itu, dalam hal menjaga gawangnya dari kebobolan, Paes membukukan cleansheet antara 5 kali hingga 8 kali per musim. Jumlah gol yang masuk ke gawangnya berfluktuasi setiap musim dengan rasio antara 1,09 hingga 1,67 gol per pertandingan.
Memang performanya tak bisa dikatakan fantastis. Namun, pemain yang rutin bermain di kompetisi berperingkat 13 dunia tentu memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan pemain-pemain yang berkiprah di level kompetisi yang jauh di bawahnya. Berhadapan dengan pemain-pemain terbaik dunia merupakan sarana pembelajaran yang tak didapatkan banyak pemain Timnas Indonesia lainnya.
Tiada Kiper yang Tak Blunder
Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu ia akan gagal juga. Begitu pula halnya dengan kiper gres Timnas Indonesia yang baru bergabung menjelang berputarnya Ronde Ketiga Penyisihan Piala Dunia 2026 Zona Asia itu.
Seperti halnya Ernando Ari Sutaryadi, Nadeo Argawinata, Adi Satrio, atau siapa pun yang pernah mengawal gawang Timnas Garuda, Maarten Paes juga pernah mengalami kegagalan. Blunder bukan hal yang tak pernah "menyapa" Paes.
Mengutip kabar iNews, dalam pertandingan melawan Minnesota United FC, pemain keturunan Indonesia dan Belanda itu sempat keliru mengirim umpan. Kesalahan fatal itu dimanfaatkan pemain lawan untuk membobol gawang yang dijaganya.
Kiprahnya di kompetisi sepak bola Amerika Serikat juga menunjukkan keterbatasan dirinya. Sepanjang tiga musim yang telah diikutinya, cukup banyak gol bersarang di gawangnya.
Harapan Besar Hendaknya Tetap Seturut Nalar
Pengungkapan kekurangan pada diri Maarten Paes tidak dimaksudkan untuk mereduksi kemampuannya di bawah mistar. Apalagi meremehkan dirinya, jelas tidak ada upaya mengarah ke sana.
Pemain naturalisasi yang "terlambat" bergabung dengan skuad Garuda lantaran terkendala urusan administrasi itu tampaknya tetap akan diandalkan pelatih Shin Tae-yong. Sebagian masyarakat bola Indonesia pun akan membebankan harapan melambungnya nama negara di pundaknya.
Nah, semangat penggila bola tanah air adakalanya jauh melampaui batas nalar yang wajar. Harapan yang kelewat tinggi atas kehadiran mantan anggota Timnas Belanda U-21 itu bisa saja berbuah petaka.
Telah banyak nama pemain yang sedang atau pernah berkostum Garuda harus berjibaku membesarkan hati lantaran perundungan yang menyasar diri mereka. Sudah habis-habisan di lapangan, eh mesti kembali mengerahkan hati dan pikiran untuk mengadang caci-maki di dunia maya.
Hal demikian tentu tidak kita harapkan.
Hasil-hasil baik setiap laga pasukan Garuda bakal bikin kita bangga. Apalagi bila mampu melangkah ke salah satu pentas terakbar sejagat raya bernama Piala Dunia yang selama ini menghias mimpi belaka.
Menilik para pesaing kita, pelatih Shin Tae-yong tak berani muluk-muluk juga. Kalkulasi yang dilakukannya menyisakan 20% hingga 30% saja peluang Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia.
Meskipun terbilang tidak besar, kesempatan itu masih terbuka. Maarten Paes bisa memainkan peranan amat penting untuk mendukung hasrat mendunia dengan meminimalisir bola masuk ke gawang Indonesia.
Namun, kita bisa mengambil hikmah atas "nasib" yang menimpa si tupai. Sejago-jagonya binatang pengerat itu melentingkan tubuhnya, belum tentu keberhasilan menyertai upayanya.
Semoga Indonesia bisa segera mencicipi gurihnya Piala Dunia, entah langsung meluncur usai ronde ketiga, atau harus melalui putaran selanjutnya. Kalaupun kesempatan itu belum tiba, tidak elok menimpakan kesalahan kepada Maarten Paes dan anggota Timnas Indonesia lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H