Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kiper Indonesia Tersisih oleh Banjir Kiper Asing Liga 1

15 Agustus 2024   19:30 Diperbarui: 15 Agustus 2024   19:30 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik persentase cleansheet kiper asing dan kiper Indonesia. Sumber data: transfermarkt.co.id.

Kiper Indonesia kian terpinggirkan oleh kiper asing Liga 1 yang berduyun-duyun mengadu nasib ke negara kita. Seberapa jauh para kiper domestik bakal terusik?

Yoo Jae-hoon, asisten Shin Tae-yong yang menjadi pelatih kiper Timnas Indonesia, adalah salah seorang pelopor kiper asing yang mencari peruntungan di Indonesia. Sejak 2010, ia telah merambah sepak bola Indonesia melalui tim Mutiara Hitam, Persipura Jayapura.

Padahal, penjaga gawang tidak dipandang sebagai posisi yang perlu diisi oleh legiun asing di masa awal kompetisi sepak bola negeri kita. Jumlah pemain asing yang bertugas di bawah mistar gawang bisa dihitung dengan jari kala itu.

Baca juga: Pertandingan Liga 1 Indonesia, Guyuran Gol di Pekan Pertama

Namun, belakangan ini makin banyak klub Indonesia mendatangkan kiper mancanegara. Dan, keberadaan mereka tampak semakin penting bagi klub yang dihuninya.

Apakah kehadiran banyak kiper asing menyebabkan para penjaga gawang dari tanah air akan tersingkir?

Ketika Kiper Asing Mulai Merajalela

Dalam dua musim terakhir kompetisi Liga 1, seakan-akan keran impor kiper asing dibuka lebar-lebar. Maka, berbondong-bondonglah para penjaga gawang dari negeri-negeri seberang.

Grafik jumlah kiper asing di Liga 1 Indonesia. Sumber gambar: Dok. pribadi.
Grafik jumlah kiper asing di Liga 1 Indonesia. Sumber gambar: Dok. pribadi.

Jika pada musim-musim sebelumnya, kiper asing yang berlaga di Liga 1 Indonesia hanya satu atau dua orang, belakangan ini jumlahnya melonjak. Pada musim 2023-2024, terdapat enam orang penjaga gawang merumput di liga sepak bola kita. Bahkan, di awal musim 2024-2025 ini, jumlahnya telah bertambah menjadi sembilan orang.

Baca juga: Madura United Bedol Desa dan Nasibnya di Piala Asia

Brasil menjadi negara terdepan sebagai pengekspor penjaga gawang. Selama ini negeri Samba itu sudah mendominasi jumlah pemain asing pada posisi-posisi bek tengah, gelandang, dan penyerang. Kini, ketika klub-klub di Indonesia mulai berburu kiper asing, mereka segera menyambutnya dengan gembira.

Maka, nama-nama Lucas Frigeri, Dida, dan Alan Bernardon pun mendarat di Indonesia turut menyemarakkan sepak bola kita. Mereka menyusul Adilson Maringa yang sudah jauh lebih dulu tiba.

Selain dari Brasil, hadir juga kiper-kiper dari Filipina, Belanda, dan beberapa negara lainnya. Julian Schwarzer dan Kevin Ray Mendoza adalah sebagian dari barisan penjaga gawang mancanegara yang tampil mengesankan di Liga 1 Indonesia.

Kiper Indonesia Mulai Terancam oleh Kehadiran Kiper Asing Liga 1?

Tak pelak, membanjirnya kiper asing tentu berdampak bagi kiper Indonesia. Beberapa nama penjaga gawang yang selama ini sangat diandalkan mulai digantikan perannya.

Misalnya saja Teja Paku Alam yang bernaung di klub Persib Bandung. Sejak kedatangan Mendoza, sang penjaga gawang Timnas Filipina, Teja lebih sering duduk di bangku cadangan.

Kita juga dapat melirik sosok bernama Adilson Maringa. Kedatangannya telah meminggirkan sejumlah kiper dalam negeri seperti Teguh Amiruddin dari Arema dan Wawan Hendrawan dari Bali United.

Dalam urusan penjaga gawang, Singo Edan seperti "keranjingan" merekrut kiper dari negara-negara seberang. Mula-mula Arema FC mendatangkan Adilson Maringa di tahun 2021. Kiprah penjaga gawang dari Brasil ini terbilang sukses bersama Arema.

Ketika Maringa diminati Bali United, Arema mengontrak kiper asing lainnya, Julian Schwarzer. Putra mantan kiper Timnas Australia, Mark Schwarzer itu memang tampil gemilang di Liga 1 Indonesia, terutama di awal kehadirannya.

Kini, klub yang nyaris terdegradasi ke Liga 2 itu telah melepas  Julian. Namun, ketagihannya pada kiper asing tak berhenti.

Klub asal kota Malang itu pun "membajak" penjaga gawang tangguh Lucas Frigeri dari Madura United. Kolaborasi Arema dan Frigeri langsung berbuah manis, juara Piala Presiden 2024.

Baca juga: Piala Presiden 2024 dan Pemain Muda yang Memikat

Barangkali kesuksesan Arema dan beberapa klub pengguna jasa kiper asing menginspirasi klub-klub Liga 1 lainnya. Maka, perburuan kiper asing tampak semakin menjadi-jadi.

Di musim yang sedang berjalan ini, Persik Kediri dan Persita Tangerang merasa perlu memasang pemain asing di bawah mistar gawang. Mereka mengikuti jejak beberapa klub yang lebih dulu melakukannya seperti Persib Bandung, Dewa United, dan PSS Sleman.

Terakhir, Persija yang telah belasan musim mengandalkan Andritany, terpikat juga akan pesona penjaga gawang mancanegara. Macan Kemayoran pun meminang kiper Brasil bernama Carlos Eduardo usai pekan pertama kompetisi musim ini.

Setelah kehilangan ban kapten di lengannya, apakah kesetiaan Andritany menjaga gawang Persija bakal tinggal cerita?

Menakar Kualitas Kiper Asing Liga 1 Indonesia

Penampilan beberapa kiper asing tampak memuaskan klub yang merekrutnya.

Lucas Frigeri, misalnya, membantu Madura United menduduki posisi kedua Liga 1 musim 2023-2024, dan menjadi bagian penting perjalanan Arema FC menjadi juara Piala Presiden 2024. Contoh lain, Kevin Ray Mendoza turut andil membawa Persib Bandung menjuarai kompetisi Liga 1 musim lalu.

Data pun menunjukkan kualitas unggul beberapa penjaga gawang impor. Sepanjang musim 2023-2024, Frigeri berhasil mengamankan gawang Madura United tanpa kebobolan dalam 43% pertandingan yang dimainkannya. Tentu saja ini angka nirbobol alias cleansheet yang bagus, bukan?

Namun, tidak semua kiper asing tampil baik di partai perdana Liga 1 musim 2024-2025.

Dida yang diimpor dari Brasil untuk menggantikan Frigeri yang "membelot" dari Madura United sempat melakukan tindakan konyol. Pemain dengan nama yang mengingatkan kita pada sosok kiper legendaris Timnas Brasil itu mengambil bola backpass rekannya menggunakan tangannya.

Alhasil, timnya terkena hukuman tendangan bebas tidak langsung hanya beberapa jengkal di depan gawang. Dida pun harus memungut bola dari dalam jala gawangnya, hasil tendangan keras pemain Malut United asal Jepang, Tatsuro Nagamatsu.

Data statistik turut menunjukkan performa kiper asing di Liga 1 tak selalu menggiurkan.

Anthony Pinthus yang semusim membela PSS Sleman dan Sonny Stevens yang memasuki musim kedua bersama Dewa United bisa menjadi contoh. Keduanya tak menunjukkan kinerja yang lebih bagus dibandingkan beberapa kiper Indonesia.

Grafik persentase cleansheet kiper asing dan kiper Indonesia. Sumber data: transfermarkt.co.id.
Grafik persentase cleansheet kiper asing dan kiper Indonesia. Sumber data: transfermarkt.co.id.

Pinthus dan Stevens membukukan cleansheet masing-masing sebanyak empat dan tujuh kali atau 16% dan 21% dari jumlah pertandingan yang mereka mainkan. Pencapaian ini masih di bawah Andritany dan Nadeo Argawinata dengan 8 kali (25%) dan 13 kali (39%) pertandingan tanpa kebobolan.

Dalam hal lamanya waktu tidak kebobolan, kedua kiper asing itu pun tak sebagus dua penjaga gawang Indonesia. Rata-rata, Sonny Stevens kebobolan tiap 62 menit penampilannya, sedangkan Anthony Pinthus sedikit lebih baik, yaitu 64 menit.

Grafik lamanya waktu tidak kebobolan kiper asing dan kiper Indonesia. Sumber data: transfermarkt.co.id.
Grafik lamanya waktu tidak kebobolan kiper asing dan kiper Indonesia. Sumber data: transfermarkt.co.id.

Namun, Andritany dan Nadeo membukukan waktu tidak kebobolan lebih lama. Mereka berhasil mempertahankan gawang tidak kemasukan gol rata-rata sepanjang 78 menit dan 98 menit.

Nah, kehadiran beberapa kiper asing di Liga 1 terlihat sangat membantu kinerja klub-klub yang mengontrak mereka. Namun, tidak semua legiun asing itu memperlihatkan kinerja sebagus yang diharapkan.

Semoga ke depan kiper-kiper Indonesia tetap mendapat tempat di tim utama lantaran performa apik yang mereka tunjukkan. Mudah-mudahan juga, kedatangan kiper asing Liga 1 mampu menaikkan mutu kompetisi dan memberi tantangan bagi para kiper Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun