Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bagaimana (Seharusnya) Atlet Bersosial Media?

28 Juli 2024   17:30 Diperbarui: 28 Juli 2024   17:35 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jens Raven atlet sepak bola. Sumber gambar: Kompas/Suci Rahayu.

Pada satu sisi, keberadaannya dapat membantu atlet atau tim olahraga membangun nama baik di kalangan penggemar mereka. Tidak bisa dimungkiri peran besar media membesarkan nama insan-insan yang berkecimpung di jagat olahraga.

Namun, pada sisi sebaliknya, media sosial bisa mendatangkan masalah bagi kesehatan mental atlet. Komentar-komentar buruk para penggunanya bisa berubah menjadi tekanan berat yang berpengaruh buruk bagi performa atlet-atlet pelbagai bidang olahraga.

Sikap Pelatih terhadap Penggunaan Media Sosial

Tentu saja tidak gampang membendung serangan para penguasa dunia maya. Oleh karena itu, para atlet dan ofisial yang harus melindungi diri agar tidak terlalu terganggu oleh komentar-komentar di media sosial yang seringkali amat brutal.

Kebijakan membiarkan atau mengisolasi anggota tim dari media tidak akan menjadi polemik jika para pemain mampu menjaga diri mereka.

The Guardian pernah mengabarkan sikap keras Pep Guardiola di awal masa kepelatihannya di Manchester City. Pelatih asal Spanyol itu membatasi penggunaan internet bagi para pemainnya.

Gareth Southgate termasuk pelatih yang memercayai para pemainnya. Dikutip dari Daily Mail, pelatih tim Tiga Singa itu menyerahkan urusan penggunaan media sosial kepada para pemainnya. Beberapa pemain Inggris seperti Harry Kane dan Declan Rice mengaku melupakan sejenak media sosial selama turnamen Euro 2024 lalu atas kemauan mereka sendiri.

Masalahnya, daya tahan setiap orang berbeda-beda. Apalagi, jika dikaitkan dengan usia para pemain Timnas U-19 yang masih tergolong belia. Barangkali, faktor ketidakstabilan mental para pemain muda ini perlu menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait penggunaan media sosial.

Baca juga: Antara Marwah Piala Presiden dan Jam Terbang Pemain

Kini, tinggal selangkah lagi perjuangan anak-anak muda yang tergabung dalam Timnas U-19 di turnamen ini. Meraih piala sudah pasti bakal menjadi kebanggaan negara.

Namun, jika belum berhasil juga, bukan berarti selesai semuanya. Usia para penggawa Garuda terhitung masih belia dan banyak tantangan menanti di hadapan mereka.

Semoga saja semua anggota tim Garuda mampu menjaga diri, apa pun hasil yang akan diraih. Sungguh sayang jika setitik "nila" yang tercecer dalam sebuah kejuaraan menghancurkan "sebelanga" masa depan panjang para atlet muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun