Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengenang Perjuangan Tim Semenjana Meraih Piala Eropa

2 Juli 2024   21:02 Diperbarui: 3 Juli 2024   11:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi timnas Denmark di Piala Eropa 1992. Sumber gambar: kompas.com.

"Kami merasa memiliki tanggung jawab untuk memecahkan ombak dan melawan arus serta membuktikan kepada semua orang bahwa kami dapat bersaing."

Kalimat heroik itu diucapkan Peter Schmeichel kala timnas Denmark membalikkan anggapan kebanyakan orang terhadap kemampuan tim yang dibelanya.

Rasanya, kalimat yang meluncur dari bibir sang legenda tidak berlebihan jika menilik ajaibnya perjalanan Denmark mengarungi Piala Eropa 1992.

Mestinya, materi pemain yang menghuni tim berjuluk Dinamit itu bikin mereka santuy aja. Publik tak akan mencibir seandainya di babak awal mereka harus tersingkir.

Hanya Peter Schmeichel--yang di kemudian hari dikenal sebagai salah satu tembok paling kokoh yang pernah menjaga gawang Manchester United--cukup masyhur masyarakat bola. Selain dirinya, hampir tidak ada pemain yang dikenal luas dalam dunia sepak bola.

Skuad Denmark kala itu dihuni oleh nama-nama "sekadarnya" semacam John Jensen, Brian Laudrup, dan Kim Vilfort. Bahkan, bintang yang menyala paling terang di Negeri Dongeng masa itu, Michael Laudrup, emoh bergabung lantaran berbeda pandangan dengan pelatihnya.

Bandingkan dengan nama-nama yang menggetarkan jagat sepak bola seperti Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard yang membawa Belanda menjadi juara periode sebelumnya. Coba juga sandingkan dengan para anggota pasukan Panser Jerman seperti Juergen Klinsmann, Thomas Hassler, dan Andreas Brehme.

Jelas, tim Denmark bukan siapa-siapa di Eropa.

Tim Dinamit Harus Menempuh Jalan Sulit

Bukan hanya itu "masalah" yang mesti dihadapi para penggawa Denmark. Pasukan Dinamit pun harus tergopoh-gopoh berangkat ke Swedia, tuan rumah Piala Eropa 1992.

Mereka sama sekali tak menduga bakal berlaga di kejuaraan sepak bola tertinggi di benua Eropa. Keberuntungan itu singgah ketika UEFA mencoret keikutsertaan Yugoslavia dalam turnamen akibat peperangan yang melibatkan negaranya.

Panggilan UEFA kepada Denmark untuk menggantikan posisi Yugoslavia terjadi hanya 10 hari sebelum peluit kick off partai perdana dibunyikan. Federasi kelimpungan memanggil para pemain yang sebagian masih berkutat dalam kompetisi lokal, dan sebagian lainnya tengah berjemur di pantai menikmati liburan.

Kondisi semacam itulah yang mengiringi perjalanan Denmark. Tentu saja orang tak mengira bahwa skuad amburadul semacam itu bakal mampu menghabisi para raksasa sepak bola Eropa sekelas Belanda dan Jerman. Dan, yang bikin banyak mulut menganga, mereka akhirnya meraih juara.

Daftar juara Piala Eropa. Sumber gambar: dokpri.
Daftar juara Piala Eropa. Sumber gambar: dokpri.

Raihan gemilang di tengah keraguan banyak orang tak mungkin tercapai jika mereka bersikap biasa-biasa saja. Nyatanya, mereka berani memecah ombak besar dan melawan arus yang menghantam keras.

Kisah Perjuangan yang Pantas Dikenang

Memang banyak kejutan terjadi dalam turnamen sepak bola semacam Euro 2024 yang sedang berlangsung di Jerman. Namun, adakah yang lebih dahsyat dibandingkan ledakan dinamit Denmark?

Perhelatan Euro 2024 belum usai. Kejutan-kejutan masih mungkin terjadi hingga partai final kelar dijalani.

Meskipun tak seeksplosif Denmark 32 tahun silam, Austria, Rumania, Slovenia, dan Georgia sempat memantik harapan. Namun, satu per satu mulai berguguran setelah mampu melenggang ke babak enam belas besar.

Apakah ada di antara mereka yang mampu bertahan hingga partai pungkasan dan membawa pulang gelar juara? Yah, kita nantikan saja.

Yang pasti, Denmark telah mengukir kenyataan yang sulit terulang. Dalam sejarah Piala Eropa, belum ada negara semenjana yang mampu "menyaingi" kiprah seajaib Denmark.

Yunani yang masuk barisan nonunggulan memang memenangi Piala Eropa di tahun 2004. Namun, jalan yang ditempuh tim dari Negeri Para Dewa itu tak seterjal jalur yang mesti didaki Denmark.

Maka, tak salah ucapan Schmeichel mengenai perjuangan berat mereka merengkuh Piala Eropa. Mantan penjaga gawang fenomenal itu pernah menyatakan tekad Denmark untuk memberikan pembuktian kepada masyarakat.

Denmark hendak menunjukkan kepantasan bersaing di kancah Eropa meskipun materi yang dimilki dan kondisi yang mengiringi langkah mereka bikin orang sangsi.

Hingga penyelenggaraan Euro 2024 ini, Denmark bakal tetap dikenang sebagai pasukan "porak poranda" yang memenangi gelar juara Eropa. Modal yang mereka bawa tak lain semangat membara dan keyakinan sekeras baja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun