Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Potensi Transisi Energi Terbarukan di Tangan Perempuan

19 Juni 2024   15:51 Diperbarui: 19 Juni 2024   16:11 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel sektor-sektor pengguna listrik PLN. Sumber data: bps.go.id.

Sungguh dekat kaum perempuan dengan energi. Sebagian besar urusan rumah tangga, aktivitas yang identik dengan kaum ibu, tak lepas dari penggunaan sumber energi.

Memang, kebanyakan perlengkapan rumah tangga yang bisa kita temui hari ini masih mengandalkan energi dari sumber yang tak bisa diperbaharui. Alat memasak, peranti mencuci pakaian dan mencuci perlengkapan dapur hingga sarana-sarana kebersihan rumah belum terbebas dari konsumsi energi yang bakal habis suatu saat nanti.

Di satu sisi, perempuan menjadi salah satu aktor penguras sumber energi dengan pelbagai kegiatan kerumahtanggaan mereka. Sebagian besar konsumsi listrik dan gas berasal dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan ibu-ibu dalam menjalankan roda rumah tangga.

Pelbagai aktivitas rumah tangga telah menyedot listrik yang tak sedikit. Konsumsi listrik yang besar telah menjadikan sektor rumah tangga sebagai konsumen terbesar listrik yang dipasok oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Saban tahun, sektor ini menghabiskan hampir separuh produksi listrik di negara kita.

Tabel sektor-sektor pengguna listrik PLN. Sumber data: bps.go.id.
Tabel sektor-sektor pengguna listrik PLN. Sumber data: bps.go.id.

Dalam nilai absolut, sektor rumah tangga menyedot setrum PLN sebanyak 116,1 ribu GWh sepanjang tahun 2022. Bandingkan dengan sektor industri yang "hanya" memakan listrik sebanyak 88,5 ribu GWh, atau sektor bisnis yang mengonsumsi 50,5 ribu listrik setiap tahunnya.

Grafik distribusi listrik PLN tahun 2022. Sumber data: bps.go.id.
Grafik distribusi listrik PLN tahun 2022. Sumber data: bps.go.id.

Memang tidak semua energi di sektor rumah tangga digunakan oleh kaum hawa. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa pemeran utama sektor yang "rakus" memakan energi itu adalah kaum ibu.

Namun, pada sisi lain, peran besar kaum wanita yang "menguasai" sumber energi nasional bisa berdampak positif. Mereka memiliki kans menjadi aktor penggerak Transisi Energi Adil, dari energi konvensional beralih ke energi terbarukan.

Apa Itu Energi Terbarukan?

Energi terbarukan itu "makanan" apa, sih?

Sebenarnya, energi terbarukan sudah lama eksis di tengah masyarakat. Namun, jenis energi yang sumbernya tak terbatas ini belum banyak digunakan oleh masyarakat.

Ada banyak contoh energi yang termasuk jenis energi terbarukan atau kadang-kadang disebut juga energi alternatif. Misalnya energi angin, energi matahari, tenaga gelombang laut, gerakan air, dan panas bumi (geothermal).

Jangan lupakan juga energi yang berasal dari biomassa. Limbah tumbuhan dan hewan ini umumnya banyak ditemukan di daerah perdesaan dan selama ini digunakan sebagai pupuk. Padahal, bahan ini juga bisa menjadi sumber energi alternatif yang tidak merusak lingkungan.

Kita memang telah mulai dapat menemukan panel-panel listrik tenaga matahari seperti yang digunakan untuk lampu penerangan jalan raya atau rambu lalu lintas. Namun, jumlahnya masih sangat terbatas.

Sumber-sumber energi yang berasal dari alam lainnya juga belum banyak diberdayakan dalam kehidupan sehari-hari.

Menjemur pakaian langsung di bawah sinar matahari bisa dilakukan sebagai salah satu langkah memanfaatkan energi terbarukan. Namun, sayang sekali, mesin pengering yang praktis cukup menggoda "iman" hingga melupakan pentingnya menghemat energi konvensional.

Peran Kaum Perempuan dalam Transisi Energi Baru Terbarukan

Kaum perempuan memiliki kedekatan dengan urusan energi terbarukan. Selama ini, banyak perlengkapan rumah tangga yang mengandalkan sumber energi konvensional untuk mengoperasikannya.

Kita sudah melihat berapa besar energi yang digunakan di sektor rumah tangga. Sebagai pengguna terbesar energi nasional, sektor ini berpotensi besar menyeimbangkan pemakaian energi ke arah yang lebih ramah lingkungan.

Bayangkan, jika satu persen saja dari penggunaan energi di sektor rumah tangga beralih ke energi terbarukan, bakal dihemat sekira 1,2 ribu GWh listrik setiap tahun. Angka ini mencapai lebih dari 13% pasokan listrik bagi sektor publik.

Nah, selaku "penguasa" rumah tangga, kaum ibu bisa memainkan "kekuasaannya" untuk memutar haluan. Melalui tangan-tangan perempuan, gerakan menuju energi terbarukan berpotensi mendapatkan hasil signifikan.

Dalam tataran yang lebih sempit, penggunaan energi terbarukan menjadi salah satu harapan perbaikan ekonomi keluarga. Penghematan biaya dengan menggunakan sumber energi cuma-cuma bisa lebih diberdayakan.

Oxfam merupakan bagian dari gerakan global untuk perubahan, antara lain bertujuan mendorong pembangunan masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan. Transisi energi bisa menjadi salah satu jalur pembuka jalan mengurangi kemiskinan melalui peran aktif kaum perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun