Kesederhanaan hidup di desa tak memungkinkan pengetahuan mereka menjangkau profesi-profesi keren semacam Apoteker, Akuntan, atau Desainer. "Itu makanan terbuat dari apa, ya?" barangkali seperti itulah gambaran yang tercetus dalam pikiran mereka.
Sudah barang tentu orang-orang tua itu akan mengelus dada ketika mendengar ada jenis pekerjaan bernama Freelance Writer dan Tiktoker, apalagi Buzzer. Mungkin mereka mengira bahwa profesi-profesi "aneh" itu adalah nama-nama alien dari planet Mars yang hendak menguasai bumi.
Jadi, kakek-kakek dan nenek-nenek di desa itu tak pernah menanyakan pendidikan yang sedang ditempuh ataupun keinginan cucu-cucu mereka. Bisa saja seorang mahasiswa Teknik Kimia diharapkan menjadi polisi. Bukan hal ganjil juga ketika siswa sekolah tataboga digadang-gadang menjadi tentara.
Memang, di kemudian hari, keturunan mereka meniti beragam profesi. Namun, kami tetap meyakini ada andil dari ketulusan yang pernah "dipertontonkan" kaum tua yang tak pernah beranjak dari desa.
Kini, di antara para tetua, tak banyak lagi yang tersisa. Sebagian telah berpulang mendahului kita. Semoga Allah swt mengganjar ketulusan orang-orang sederhana itu dengan sebuah tempat istimewa di sisi-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H