Cukup banyaknya artikel-artikel bertema Bola mengindikasikan kesukaan saya terhadap cabang olahraga yang kerap menimbulkan huru-hara ini. Namun, bukan lantaran bertabur keributan lantas saya suka, ya.
Selanjutnya, bagaimana dengan Humor? Apakah spesies manusia pendiam ini merasa diri cukup gecul hingga berani-beraninya menulis genre lelucon?
Nggak tahu juga. Saya, sih, nekat aja. Kalaupun nggak lucu, kan nggak kelihatan juga muka saya.
Nah, di ujung kanan mencuat "menara" Ramadan yang menunjukkan topik terbanyak dari tulisan-tulisan yang saya hasilkan. Kalau untuk kategori ini rasanya tidak perlu penjelasan. Sebagian Kompasianer melakukannya juga, bukan?
Pelajaran ketiga: tidak harus menjadi seorang ahli dalam suatu bidang tertentu untuk bisa menulis. Satu saja modal yang dibutuhkan: nekat! *
Catatan: * Tetap pakai perhitungan juga, sih.
Omon-Omon, Cuan Kagak?
Wah, akhirnya tiba juga di terminal sensitif ini. Pembahasan soal cuan selalu bikin warna merah sedikit menggurat wajah. Mau, tapi (pura-pura) malu.
Karya-karya saya jelas menghasilkan cuan, meskipun tidak menjangkau UMR Kecamatan.
Dashboard K-Rewards di akun saya menunjukkan angka terakhir tertera di periode Juni 2020. Sepertinya itu masa pungkasan sebelum saya beranjak ke peraduan hingga tergagap-gagap bangun lebih dari tiga tahun kemudian.
Selama dua bulan pertama di awal tahun ini, aplikasi Gopay saya belum berdering lagi. Entah untuk periode Maret ini.
Namun, sebuah kabar gembira sempat menghampiri saya. Beberapa waktu lalu, seorang administrator meminta saya melengkapi data profil akun Kompasiana.