Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pantun: Ramadan, Bulan Mustajab Tiada Duanya

24 Maret 2024   20:30 Diperbarui: 24 Maret 2024   20:31 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Azan berkumandang penanda Asar
Pikiran mulai terusik waktu berbuka
Sedemikian banyak masa terhampar
Mengapa Ramadan begitu istimewa?

Usai salat bergegas tinggalkan rumah
Tak lagi bersabar menunggu hujan reda
Sebelas bulan sekadarnya beribadah
Sontak berubah saat Ramadan tiba

Pakaian basah tak lagi dirasa
Penganan warna-warni mengundang selera
Sungguh berbeda ibadah puasa
Pahala dikirim langsung pemilik semesta

Akhirnya, perburuan takjil pun kelar
Dua tangan mencengkeram empat bungkusan
Ramadan menjelma bulan panen akbar
Satu amal dibalas tujuh ratus ganjaran

Kaki melangkah hendak bergegas
Tak ingin keduluan suara azan musala sebelah
Bulan ini bergemuruh solidaritas
Berlomba sedekah jadi pemandangan lumrah

Anak-anak berhambur menyambut jajanan
Rupanya azan Magrib keburu menyapa
Begitu melimpah taburan hikmah Ramadan
Bulan manakah yang mampu menyamainya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun