Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tak Pernah Menunggu Adzan di Bulan Ramadan

12 Maret 2024   16:50 Diperbarui: 8 April 2024   22:05 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adzan Maghrib adalah acara favorit yang selalu ditunggu-tunggu selama bulan Ramadan. Benarkah demikian?

Sebentuk tebak-tebakan ini kerap muncul ketika bulan puasa tiba. "Apa acara televisi yang paling dikangenin pada bulan Ramadan?"

Jawabannya sudah saya tampilkan di awal tulisan. Kalaupun tidak, saya yakin semua orang bisa menebaknya.

Mengapa acara itu begitu dirindukan saat Ramadan? Barangkali rasa lapar dan dahaga memang sudah tak tertahankan. Selain itu, menyegerakan berbuka puasa memang sangat disarankan.

Benarkah ada perbedaan kasta antara member dan anggota?

Di luar rasa lapar, dahaga, dan keinginan untuk menyegerakan berbuka puasa, ada urusan lain mengiringi adzan Maghrib. Saya tidak pernah menunggu adzan Maghrib selama bulan Ramadan yang pernah saya jalani. Kecuali sebelum saya mengenal KBBI.

Hah, KBBI? Apa itu KBBI? Apa hubungannya dengan adzan Maghrib?

KBBI Tidak "Merestui" Adzan Maghrib

Kalau Anda penasaran, silakan tik kata adzan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring. Apa yang Anda temukan?

KBBI tidak bakal memberikan jawaban. Kamus besar itu hanya akan mengarahkan Anda menuju kata lain yang "direstuinya".

Kata Maghrib pun senasib. Begitu Anda mengetik kata ini di kolom pencarian KBBI, bausastra ini akan mempersilakan Anda mengunjungi lema lainnya.

Kata-kata yang dirujuk oleh KBBI itu adalah kata-kata baku dalam bahasa Indonesia. Jadi, jangan menunggu adzan Maghrib lagi, nanti "dimarahi" KBBI.

Mau bernostalgia? Yuk, mengenang sebuah kata ajaib yang merajalela di masa Orba.

Mengapa KBBI tidak "mengakui" adzan dan Maghrib? Bukankah kedua kata itu sudah populer dan akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia?

Memang benar, banyak istilah yang diserap lantaran popularitas mereka di tengah masyarakat. Namun, di luar itu, ada kaidah-kaidah yang berlaku.

Beberapa Kaidah dalam Penyerapan Istilah

Kita bisa mengunjungi EYD V untuk mengetahui kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Kita telah mengetahui bahwa Ejaan yang Disempurnakan edisi kelima (EYD V) merupakan tatabahasa Indonesia yang berlaku saat ini.

Berdasarkan Etimologi, kata azan dan Magrib berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa aslinya, kata azan bermula dari adzan yang mengandung huruf zal, sedangkan Magrib berasal dari Maghrib yang memiliki huruf gh.

Ketika memutuskan untuk menjadi pegawai kantoran, Anda harus bersiap diri menerima serbuan "makhluk asing" yang gemar merangsek ke kantor-kantor.

Nah, EYD V memberikan panduan untuk menyerap kata-kata yang mengandung kedua unsur tersebut. Begini aturan yang mendasarinya.

1. Huruf zai, zal, dan za (bahasa Arab) berubah menjadi z.

Mengikuti aturan ini, maka kata adzan diserap menjadi azan. Dalam kasus ini, huruf zal dalam bahasa Arab tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi huruf dz, melainkan z.

Ada contoh istilah populer lainnya yang mengalami proses serupa dengan azan. Kata ustadz yang juga diserap dari bahasa Arab berubah menjadi ustaz.

2. Gabungan huruf gh berubah menjadi g.

Menilik aturan itu, sudah jelas kata Maghrib harus berubah menjadi Magrib.

Kita bisa menemukan kata-kata dengan proses yang sama dengan penyerapan kata Magrib. Dua di antaranya adalah sorgum yang berasal dari kata sorghum, dan spageti yang diserap dari spaghetti.

Jadi, bukan karena tidak lapar dan dahaga atau tidak ingin menyegerakan berbuka puasa saya tidak menunggu adzan Maghrib. Saya selalu berharap bisa segera membatalkan puasa ketika azan Magrib tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun