Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Etik

10 Februari 2024   09:17 Diperbarui: 10 Februari 2024   09:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi etika. Sumber gambar: Gerd Altmann dari Pixabay.

Etik lari terbirit-birit
rasa malu menggigit-gigit
ujung kepala hingga
gadis ceria yang dulu dipuja-puja
kini teronggok nista

Sekelompok orang berlomba
mencerca
seolah-olah
ia berakhlak rendah
hanya karena bertumbuh
di masa yang salah

Ia tak mengerti mengapa
orang yang mesti menjaganya
justru merisak
lalu mencampakkannya

Lunglai sudah
gadis belia energik
tak menyisakan cerah di wajah
bahkan mengulas sekelumit senyum
pun tak lagi berdaya

Dalamnya
luka hati Etik
menyulut sesal
siapa pun
yang berakal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun