Ada 3 cara mengurangi sampah plastik di sekitar kita. Dan, kabar baiknya, ketiganya bisa dilakukan dengan mudah oleh siapa saja.
Saat berurusan dengan sampah plastik, saya mengingat kejadian memilukan menimpa seekor hewan langka. Secuil sampah plastik dalam wujud sedotan bekas nyaris merenggut nyawa salah satu spesies fauna yang tak banyak lagi keberadaannya di dunia.
Lebih dari lima tahun silam, seutas sedotan mini mampu menghebohkan penduduk bumi. Sedotan plastik sepanjang sekira 10 senti itu nyangkut di hidung seekor penyu yang hampir punah, membikin si penyu amat tersiksa dan berdarah-darah.
Pertanyaannya, kira-kira siapa pemilik sedotan plastik yang bikin seekor penyu jenis Olive Ridley merintih-rintih menahan sakit? Beranikah Anda bersuara lantang menyodorkan jawaban ini? "Bukan saya! Saya tidak pernah membuang sedotan plastik sembarangan!"
Yuk, sejenak menerka kemungkinan kita terlibat dalam "kejahatan tidak terencana" terhadap Penyu Lekang dari Kosta Rika.
Masalahnya,tidak pernah ada penyelidikan yang mengarah ke sana. Hal ini menimbulkan dua konsekuensi yang mungkin terjadi.
Pertama, tidak ada "tersangka" dalam kasus ini. Kedua, siapa pun bisa menjadi terduga pelaku "penyiksaan" binatang yang dilindungi.
Nah, melihat kenyataan bahwa si penyu unyu itu masuk kategori vulnerable alias berisiko punah, sembarangan membuang sedotan plastik bisa menjelma perkara besar. Jika ternyata sedotan pembawa petaka itu berasal dari Anda, maka tindakan Anda bisa dikategorikan memperbesar risiko kepunahan spesies langka.
Sabar. Pernyataan terakhir jangan bikin gusar, itu sekadar kelakar.
Sampah Plastik Mengitari Kita
Derita si penyu hanyalah seujung buih dalam lautan masalah akibat sampah plastik yang terus bertambah. Ulasan-ulasan tentang dampak buruk sampah plastik sudah sering kita temukan. Pelbagai upaya mengurangi penggunaan plastik pun telah dilakukan.
Sebagai contoh, sejak 2016 pemakaian kantong belanja berbahan plastik telah dibatasi. Kita turut merasakan pelaksanaan aturan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak mengherankan bila suatu aturan yang baru diberlakukan menimbulkan keluhan, bahkan adakalanya menyulut keributan. Pembatasan pemakaian kantong plastik memang merepotkan pada awalnya, tetapi akan menjadi hal biasa setelah dijalankan sekian lama.
Kesulitan-kesulitan yang timbul merupakan konsekuensi dari keinginan kita mengurangi dampak buruk sampah plastik. Jenis sampah yang satu ini memang masih terus menjadi persoalan yang harus segera dipecahkan.
Hingga kini, sampah plastik masih menjadi bagian cukup besar dalam onggokan-onggokan sampah di negara kita. Data yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2023 andil sampah plastik berada di angka 18%.
Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, timbulan sampah (volume sampah di wilayah tertentu per satuan waktu) berada di kisaran 30 juta ton per tahun. Data yang disampaikan kompas.id menunjukkan kenaikan timbulan sampah dalam kurun tiga tahun sebesar 19,10%.
Volume sampah yang cenderung naik harus diantisipasi dengan baik. Khusus sampah plastik, perlu mendapat perhatian khusus mengingat besarnya bahaya jenis sampah ini bagi kehidupan manusia. Faktor usia materi-materi berbahan plastik yang jauh lebih lama ketimbang bahan-bahan lainnya juga selayaknya membikin kita ekstra waspada.
3 Cara Mengurangi Sampah Plastik, Irit dan Tak Sulit
Lantas, adakah cara-cara menjaga lingkungan, terutama dampak buruk plastik, yang gampang dilakukan?
Sebenarnya, tersedia banyak kesempatan untuk turut memelihara lingkungan dengan upaya yang tidak menguras tenaga dan pikiran.
Berikut ini 3 cara mengurangi sampah plastik yang tidak sulit dilakukan oleh siapa pun sepanjang memiliki kemauan.
1. Menyediakan kantong belanja (berbahan kain) di tempat-tempat strategis seperti dalam laci mobil dan di bawah jok sepeda motor
Otak kita sudah disesaki berbagai urusan dan persoalan. Jangan lagi kita menambahkan beban tak terlalu penting kepadanya.
Yuk, kita ringankan beban otak agar tak selalu mengingat-ingat urusan kecil ini. Selalu sediakan kantong belanja di kendaraan yang kerap kita pakai ke pasar atau tempat-tempat belanja lainnya.
Kantong belanja yang sudah tersedia di kendaraan bikin langkah kita lebih nyaman. Kita tak lagi harus repot-repot menjinjing printilan belanjaan langsung di tangan. Tak perlu juga kita terus-terusan membeli kantong belanja di pasar swalayan.
Hayo, sudah seberapa tinggi tumpukan kantong belanja di rumah? Menjadi kolektor kantong belanja tidak lagi bikin bangga, sebab sudah banyak (yang secara tidak sengaja) mengoleksi barang serupa.
2. Menyediakan sedotan logam di rumah
Ada sebagian orang yang gemar menyeruput minuman menggunakan sedotan. Minuman dingin seperti es teh dan jus buah memang asyik dinikmati lewat sedotan.
Jika Anda atau anggota keluarga lain suka minum menggunakan sedotan, sebaiknya Anda menyediakan sedotan berbahan logam di rumah. Ketika cuaca panas bikin badan gerah, sebatang sedotan logam bisa membantu Anda mengalirkan es teh segar ke kerongkongan, sluuuurrpp, ah!
Dan, ada bonus kebaikan bakal kita persembahkan bagi lingkungan. Lingkungan kita pantas mengulas senyuman lantaran kita tidak menebar bahan berbahaya ke tempat pembuangan.
3. Menolak (dengan cara sopan tentunya) sendok plastik yang diulurkan pedagang makanan
Ibu rumah tangga era kini tak selalu punya waktu untuk mengolah sarapan, makan siang, dan makan malam bagi semua anggota keluarga. Barangkali, waktu yang terbatas telah tandas untuk urusan-urusan yang lebih "berkelas" semacam menengok hasil survei capres terkini hingga melirik para artis Tiktok beraksi.
Mengingat jadwal harian yang padat, adakanya (atau seringnya?) kita harus membeli makanan jadi untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan gizi dan energi. Nah, dalam kondisi demikian, kita punya kesempatan ikut andil menjaga lingkungan.
Beberapa penjual sarapan jenis tertentu semacam bubur ayam acap mengangsurkan sendok plastik sebagai peranti tambahan. Bila hendak menyantap makanan itu di rumah, alangkah elok bila kita menolak saja perkakas yang tidak kita butuhkan.
Selain mengurangi sampah plastik yang bakal teronggok, kita juga membantu penjual bubur mengurangi pengeluaran biaya produksi untuk membeli sendok. Ah, siapa tahu gegara menghemat biaya ini, Abang Tukang Bubur lebih cepat naik haji.
Anda punya, kan, sendok logam?
Sebatang Lidi Sumber Inspirasi
Masih ingat pepatah tentang sapu lidi? Sebiji atau dua biji lidi yang bekerja sendirian tak akan mampu membersihkan halaman. Namun, jika lidi-lidi itu bersatu dalam sebuah ikatan berwujud sapu, maka membersihkan halaman jadi lebih mudah dilakukan.
Jadi, jika seseorang melakukan upaya-upaya "sepele" semacam itu seorang diri, dan berharap penggunaan plastik bisa ditekan, sama saja ia tengah menggarami lautan. Semakin banyak keluarga berjibaku menggarap urusan-urusan yang tampak ringan, hasil yang lebih baik bisa diharapkan.
Menyebarkan kesadaran untuk menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Salah satu contohnya tergambar dalam kisah anak-anak yang menyimpan bungkus permen di kantong celana karena tidak ingin membuangnya di tempat yang tidak semestinya.
Sekarang, apa lagi yang masih bikin hati bimbang?
Cara-cara sederhana menjaga lingkungan telah dipaparkan. Dan, makin cepat 3 cara mengurangi sampah plastik itu dijalankan, makin besar peluang membuahkan hasil signifikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H