Kompas, misalnya, membeberkan deretan cuti bersama dan libur panjang 2024. Di tahun politik nan panas ini kita bakal bersua dengan daftar libur panjang yang terpampang di kalender dinding dan gawai kita.
Yuk, kita intip bareng-bareng. Pada 8-10 Februari 2004, kita bakal libur guna merayakan Isra Miraj Nabi Muhammad yang dilanjutkan dengan cuti bersama dan libur Imlek. Lalu, di bulan berikutnya pada 11 dan 12 Maret 2024 ada hari libur dan cuti bersama Nyepi. Lantas, puncak libur panjang terjadi mulai tanggal 8 hingga 15 April ketika Idul Fitri tiba. Setelah itu, masih ada lagi hari-hari libur lainnya.
Anda tentu sudah paham di mana menemukannya, bukan? Atau, jangan-jangan Anda sudah menyimpannya dengan rapi di salah satu folder favorit di gawai Anda.
Paparan data hari-hari libur ini tidak saya maksudkan sebagai pendorong bagi Anda untuk mulai mencurahkan pikiran ke masa-masa libur panjang itu sejak sekarang. Sebab, bila hal itu yang terjadi, fokus Anda akan mulai terpecah lebih dini.
Jadi, kekalutan hati akibat libur panjang bukannya berhenti sebagai masalah, justru bakal berjangkit makin parah. Sungguh elok bila kita mengingat kembali nasihat Carlson, tetap fokus pada urusan yang kita hadapi sekarang bukan sekadar jargon.
Nah, menyambut deretan libur panjang 2024 ini, semoga (pre atau) post holiday blues tidak lagi terjadi.