Jadi, pada contoh pertama, sejatinya sang kandidat hendak mengatakan, "Kadang-kadang memang saya terlihat agak lambat bekerja, tetapi saya menjamin hasil kerja saya bagus."Â
Sementara itu, kandidat dalam contoh kedua sebenarnya pengen berucap, "Saya agak sulit mendelegasikan tugas kepada orang lain, semata-mata karena saya harus mendapatkan hasil yang berstandar tinggi."
Pertanyaan Berbasis Perilaku
Meskipun Anda patut mencoba mengaplikasikan contoh-contoh di atas, tetapi Anda harus tetap berhati-hati dalam menyampaikan jawaban-jawaban semacam ini. Banyak kondisi lain yang juga memengaruhi penilaian pewawancara atas jawaban Anda atas pertanyaan ini.
Yang pertama, Anda perlu memerhatikan jenis dan level jabatan yang Anda lamar. Sebagai contoh, untuk jabatan tingkat manajerial, kemampuan mendelegasikan tugas menjadi sesuatu yang harus dimiliki calon yang akan mendudukinya.Â
Jadi, dalam kondisi ini, jawaban seperti contoh di atas bisa saja malah mempercepat surat lamaran Anda masuk ke dalam mesin penghancur kertas.
Kedua, rangkaian wawancara dari mula hingga penutup merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Diperlukan sikap yang konsisten dalam menghadapi wawancara secara keseluruhan.Â
Misalnya saja, jawaban "saya perfeksionis" akan sangat menjatuhkan bila sepanjang jalannya wawancara, Anda justru menampakkan sikap yang sebaliknya.
Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah jawaban-jawaban "cerdas" akan memuaskan pewawancara? Tentu bergantung lagi pada proses selanjutnya. Jika seorang pewawancara merasa kurang yakin dengan jawaban Anda, bisa saja ia mengejar Anda dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
Seperti dalam artikel saya yang mengulas pertanyaan seputar keunggulan Anda, dalam hal ini pun pewawancara biasa menggunakan metode minta Anda membuktikan ucapan yang Anda lontarkan. Misalnya saja, perihal keengganan Anda mendelegasikan tugas seperti pada contoh kasus kedua di atas.
Kembali lagi kepada masalah kejujuran. Anda akan sulit berkelit dari pertanyaan untuk membuktikan penjelasan Anda serta pertanyaan-pertanyaan serupa jika Anda banyak "mengarang" sepanjang wawancara. Variasi-variasi pertanyaan pewawancara seringkali sulit diantisipasi dengan jawaban-jawaban hafalan.
"Di sinilah letak keindahan sejati dari pertanyaan berbasis perilaku." Begitu pendapat kontributor HR Magazine dan pembicara bidang manajemen perekrutan dan kinerja, Paul Falcon.Â