Pendek kata, kedua kemungkinan ini hanya akan segera menyibukkan Anda untuk segera menulis surat lamaran baru ke perusahaan lain. Jika wawancara berlanjut pun, kemungkinan hanya karena pewawancara tidak ingin melihat wajah kecewa di hadapannya.
Bagaimana Sebaiknya Mengungkapkan Kelemahan Diri?
Memang tidak semua pewawancara kerja menggunakan pertanyaan perihal kelemahan sebagai sebuah permainan. Adakalanya, ia memang tengah menggali berbagai hal terkait si pelamar.
Mungkin ia hendak menguji seberapa tinggi sang kandidat memiliki kepercayaan diri. Barangkali pula ia tengah menjajaki seberapa dalam tingkat kejujuran si calon karyawan. Apapun "lakon" yang sedang dimainkan oleh si pewawancara, para kandidat harus menanggapinya secara cermat.
Berbahagialah kalian para pelamar kerja, Pak Falcon berkenan membuka "kunci jawaban"-nya. Sebuah strategi menjawab pertanyaan"ndak enak" itu telah ia ungkap dalam bukunya.
Menurut penulis buku-buku tentang ke-HR-an itu, peserta wawancara kerja harus bisa menyulap kelemahan menjadi sebuah kekuatan. Ia mengatakan bahwa "kelemahan" yang paling bijaksana adalah kekuatan yang kurang pas pemanfaatannya.
Mau saya kasih contohnya? Ya, saya anggap banyak yang mau, he he he.
"Saya ini orangnya perfeksionis, Pak. Nggak rela rasanya kalau hasil kerja saya nggak bagus. Makanya, kadang-kadang saya terlihat agak lambat dalam bekerja."
"Saya cukup sulit mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain, Pak. Saya paling takut orang nggak bisa mengerjakan tugas dengan standar tinggi."
Nah, itu dua contoh jawaban seperti yang dimaksudkan oleh Falcon. Frasa "kadang-kadang terlihat agak lambat kerja" dan "cukup sulit mendelegasikan pekerjaan" akan terdengar seperti sebuah kelemahan.Â
Namun kedua orang kandidat pekerja itu telah mengubahnya menjadi semacam kekuatan yang tersembunyi yang ada dalam diri mereka.
Kedua kandidat dalam contoh di atas telah menutupi "kelemahan" mereka dengan semangat untuk menghasilkan kerja yang bagus. "Nggak rela melihat hasil kerja yang nggak bagus" serta "takut jika orang lain gagal menyelesaikan tugas sesuai standar" merupakan "bedak" yang menyamarkan kelemahan yang diungkapkan kedua kandidat tersebut.