Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sebelum Mengangankan Label AU, Selamatkan Dulu Dirimu

10 April 2020   13:19 Diperbarui: 11 April 2020   19:26 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kegembiraan editor itu terjadi kala mereka menemukan konten yang bagus!"

Cukup mengagetkan mendapati kenyataan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tayangan artikel yang berlaku di Kompasiana masih tercatat dalam porsi yang cukup tinggi. Pelanggaran yang banyak terdeteksi oleh redaksi menyangkut faktor orisinalitas materi.

Padahal urusan orisinalitas merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penilaian sebuah artikel. Tak terkecuali ketika tim editor menyeleksi layak atau tidaknya sebuah artikel mendapatkan predikat Artikel Pilihan (AP) atau Artikel Utama (AU).

Jumlah Pelanggar Masih Cukup Besar

Dalam 3 bulan terakhir ini saja pelanggaran yang dibuat para penulis berkisar antara 14% hingga 17% dibandingkan jumlah artikel yang masuk ke "meja" redaksi. Dengan rata-rata jumlah tulisan yang diterima sebanyak 2.509 artikel per bulan, maka angka rata-rata jumlah pelanggaran mencapai hampir 500 tulisan dalam sebulan. Sebuah bilangan yang sangat signifikan, bukan?

slide1-jpg-5e8ff85c097f36226b3d6502.jpg
slide1-jpg-5e8ff85c097f36226b3d6502.jpg
Ilustrasi: grafik jumlah dan persentase pelanggaran di Kompasiana. sumber data: Kompasiana.com

Di antara bentuk pelanggaran terhadap orisinalitas, pencomotan gambar dan copas alias copy-paste artikel menduduki peringkat atas. Kedua urusan itu menjadi isu penting yang harus kita dalami dan kita patuhi, kecuali kita memang ingin berhadapan dengan aparat hukum yang berwenang di negara ini.

Selain persoalan hukum, pelanggaran-pelanggaran semacam ini tentu saja menghilangkan peluang tulisan kita akan mendapatkan perhatian. Ibaratnya, kita baru mengayunkan langkah awal, tetapi sudah langsung terganjal.

Begitulah sedikit summary yang saya pahami. Catatan itu saya dapatkan dari uraian yang disampaikan oleh seorang penggawa Kompasiana, Widha Karina. Mbak Widha mengungkapkan kekhawatiran tentang banyaknya potensi pelanggaran hukum dan ketentuan itu dalam sebuah program daring Kompasiana yang diberi judul "A to Z Kompasiana: Optimasi Konten Blog Kamu di Kompasiana". Paparan program Blog Shop Online itu sampai kepada para peserta melalui masing-masing layar gawai pada Kamis sore.

Dalam kesempatan kemarin, Mbak Widha juga menjabarkan secara detil jenis-jenis gambar ilustrasi yang berpotensi melanggar hak cipta. Asyiknya, bukan hanya menyampaikan pelanggarannya saja, tetapi nara sumber kita ini juga memberikan beberapa alternatif solusi yang sangat berguna.

Bentuk-bentuk penyelesaian yang disampaikannya dalam kaitan dengan kesulitan penggunaan gambar ilustrasi antara lain:

1. Kompasianer bisa mengambil gambar ilustrasi yang telah ditayangkan oleh media-media yang tergabung dalam keluarga besar Kompas-Gramedia. Saling membantu adalah hal biasa. Namanya juga satu keluarga.

Namun demikian, Mbak Widha mengingatkan agar kita tetap menjaga kehati-hatian dalam mengaplikasikan solusi ini. Meskipun dalam satu keluarga, tidak ada salahnya kita tetap menelusuri sumber gambar aslinya. Selain itu, sebagai bentuk penghargaan kepada pembuat gambar atau fotografer yang telah bersusah payah berkarya, kita harus tetap mencantumkan nama media dan fotografer selaku pemegang hak atas materi yang kita pasang dalam tulisan kita.

2. Kita juga bisa memanfaatkan foto-foto yang termuat dalam situs-situs penyedia foto gratisan semisal Pexels, Freepick, Unsplash dan Flickr. Seperti juga anjuran sebelumnya, kala kita mengambil karya yang mereka pajang, sudah sepatutnya kita mencantumkan nama media dan nama fotografer untuk menghargai kerja mereka yang tak gampang.

Begitupun dengan praktik copas yang tak kalah ganas. Kompasiana lebih mengharapkan karya orisinal ketimbang hasil copy dan paste. Namun bila kebutuhan dan keadaan memaksa kita harus mencuplik tulisan dari sebuah karya, sebaiknya dalam takaran yang sedikit saja. Porsinya tak boleh melebihi seperempat dari seluruh materi tulisan yang kita buat.

Dan seperti halnya pengambilan gambar secara online, kita juga harus mengedepankan etika dalam urusan pencuplikan teks milik orang lain. Ketika mengambil sebagian tulisan orang dan memasukkannya ke dalam artikel kita, jangan lupa untuk selalu mencantumkan sumbernya.

Itu Baru Langkah Pertama

Jika kita masih saja mengirimkan tulisan-tulisan yang melanggar orisinalitas, boro-boro berharap mendapatkan penghargaan yang pantas. Daripada sibuk membayangkan artikel kita diganjar dengan predikat AP atau AU, lebih baik kita memikirkan keselamatan diri dulu.

Jauh lebih berguna bila kita menayangkan hasil karya sendiri, ketimbang ada perasaan cemas yang menghantui. Hasil pemikiran sendiri lebih bermakna, meskipun mungkin menurut kita biasa-biasa saja. Anggap saja ini sebagai tahap kita belajar, agar di masa mendatang menjadi lebih pintar dan lancar.

Jika ingin membikin bahagia redaksi Kompasiana, rumusnya "sederhana" saja. Setorkan kepada mereka artikel-artikel yang berkualitas, termasuk di dalamnya terpenuhinya unsur orisinalitas. Kata Mbak Widha, kegembiraan editor itu terjadi kala mereka menemukan konten yang bagus dan tentu saja tidak membahayakan diri.

Dengan menjaga orisinalitas tulisan, langkah pertama untuk mendapatkan label AP atau bahkan AU telah kita jalankan. Jadi, selain mengamankan diri, kita juga bisa berharap mendapatkan apresiasi dari dewan redaksi.

Langkah selanjutnya, terserah Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun