"Orang-orang yang menuliskan pikiran dan perasaan terdalam mereka tentang pengalaman traumatis menunjukkan peningkatan fungsi kekebalan tubuh dibandingkan dengan orang-orang yang menuliskan masalah-masalah remeh-temeh."Â
Kajian-kajian tentang manfaat menulis telah sangat banyak dilakukan. Salah satu sektor yang bakal mendapatkan dampak baik dari aktivitas menulis adalah bidang kesehatan.Â
Banyak ulasan yang menyampaikan faedah menulis untuk menjaga kesehatan, baik kesehatan mental maupun fisik. Bahkan ada pula yang mengaitkan kegiatan menulis dengan tingkat kekebalan badan.Â
Menulis Bisa Menambah KekebalanÂ
Seorang ahli psikologi sosial, James W. Pennebaker, telah melakukan serangkaian eksperimen dalam upaya memperoleh gambaran hubungan antara kegiatan menulis dengan kondisi kesehatan.Â
Hernowo mengemukakan salah satu kajian yang dilakukan Pennebaker dan beberapa kesimpulannya dalam buku "Quantum Writing". Dalam kaitan dengan kekebalan badan, eksperimen yang dilakukan Pennebaker menghasilkan sebuah kesimpulan yang menerbitkan seuntai harapan.Â
"Orang-orang yang menuliskan pikiran dan perasaan terdalam mereka tentang pengalaman traumatis menunjukkan peningkatan fungsi kekebalan tubuh dibandingkan dengan orang-orang yang menuliskan masalah-masalah remeh-temeh."Â
Kajian yang menghasilkan kesimpulan di atas dilakukan oleh Pennebaker dengan meminta sekelompok sukarelawan menulis. Sebagian menuliskan pengalaman traumatis yang pernah mereka rasakan.Â
Sementara itu sebagian lainnya menuliskan hal-hal ringan baik yang nyata maupun imajinasi dalam benak mereka. Sebelum dan sesudah menulis, darah para sukarelawan dites untuk mengetahui perubahan yang terjadi akibat proses menulis yang mereka lakukan.Â
Salah satu kesimpulan buah eksperimen seperti yang saya tuliskan di atas mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan dampak antara menulis kejadian-kejadian yang menimbulkan trauma dengan menulis sekadarnya. Jadi, tulisan-tulisan yang "sarat beban" lebih berpotensi menambah kekebalan.Â