Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

3 Cara Memunculkan Ide Cemerlang yang Gampang

27 Februari 2020   17:07 Diperbarui: 9 Januari 2024   16:58 2798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghargai ide konyol (Ilustrasi: www.freepik.com)

Ada beberapa cara memunculkan ide cemerlang ketika Anda membutuhkannya. Cara-cara sederhana yang tak sulit dilakukan, tetapi hasilnya bisa diharapkan.

Dalam sebuah pelatihan kreativitas, peserta diminta menyebutkan fungsi penjepit kertas alias paper clip yang sebanyak-banyaknya. Sebagian peserta kebingungan. Paper clip ya untuk menjepit kertas, mana mungkin digunakan untuk urusan yang lain, demikian pikir mereka. Maka, mereka menuliskan satu saja jawaban di lembar kertas catatan mereka.

Namun banyak juga peserta lainnya yang mampu menyebutkan hingga belasan fungsi penjepit kertas dalam waktu satu menit. 

Lihatlah deretan fungsi kawat kecil itu. Menjepit kertas (saya yakin semua peserta menuliskan kata ini), pengorek kuping, peniti, pengganjal pintu, penghantar listrik, gantungan baju, pengaduk minuman, dan seterusnya.

Sederet fungsi penjepit kertas yang nyeleneh itu ternyata belum seberapa dibandingkan peserta lain yang lebih "gila". Ia menjadi jawara karena berhasil menyusun berpuluh-puluh kegunaan penjepit kertas dalam kehidupan manusia.

Simaklah berderet-deret fungsi paper clip yang dituliskannya. Pondasi rumah, tiang rumah, atap rumah, lantai rumah, tangga, rak sepatu, rak buku, rak piring, lemari baju, meja, kursi, sofa, karpet, hiasan dinding, bingkai foto, pembatas buku, tali jemuran, tali timba, kabel listrik, tas, sepatu, topi, dasi, sendok, garpu, pengganjal mata yang mengantuk, .... Ah, sudahlah, ntar satu artikel isinya kayak gini doang.

Itulah salah satu hal yang saya ingat semasa mengikuti seminar menyangkut kreativitas bertahun-tahun lampau.

1 Ide Tak Cukup untuk Memunculkan Ide Cemerlang

"Tidak ada yang lebih berbahaya daripada sebuah ide kalau itu merupakan satu-satunya ide yang kita miliki."

Emile Chartier, seorang filsuf dan jurnalis asal Perancis, sampai mengucapkan kalimat seperti itu berkenaan dengan minimnya ide. Jelas sekali bahwa sang filsuf sangat menyukai banyak ide.

Sebab, biasanya sebuah ide cemerlang adalah ide yang muncul sebagai hasil dari “perasan” banyak ide lainnya. Jadi, ide cemerlang tidak nongol tiba-tiba bak tukang parkir yang dari kejauhan melihat mobil hendak berjalan meninggaalkan lahan.

Seorang penulis dan pembicara masalah kreativitas, Roger von Oech, menjelaskan perlunya kita memperbanyak ide. Ia menyatakan bahwa salah satu manfaat ide yang banyak adalah sebagai pembanding antara satu ide dengan ide lainnya. Tanpa memiliki ide pembanding, kita akan kesulitan mengukur seberapa besar kekuatan dan kelemahan satu-satunya ide yang kita miliki.

Lebih jauh, von Oech mengemukakan pendapatnya bahwa kita memerlukan berbagai sudut pandang untuk bisa berpikir kreatif. Bila kita enggan mengembangkan sudut pandang, kita akan terjebak untuk hanya melihat hal-hal yang sama tanpa menyaksikan urusan-urusan lain yang tidak menjadi fokus kita.

Paparan von Oech itu dikemukakannya melalui buku karyanya berjudul Whack, Pukulan untuk Merangsang Kreativitas dan Ide Baru.

Cara Memunculkan Ide Cemerlang yang Patut Dijajal

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk memunculkan ide-ide yang banyak dan beragam. Berikut ini 3 cara memunculkan ide cemerlang yang bisa kita jalankan.

1. Mengajukan pertanyaan yang bersifat jamak

Ketika mencari jawaban atas sebuah permasalahan, kita biasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang hanya menghasilkan jawaban tunggal. 

Pertanyaan-pertanyaan umum yang acap mengemuka seperti "Apa jawabnya?" atau "Bagaimana caranya?" mungkin hanya akan menghasilkan sebuah jawaban.

Sementara itu, untuk memunculkan banyak kemungkinan jawaban, kita bisa menggunakan jenis-jenis pertanyaan jamak semacam "Apa saja jawabannya?" atau "Coba sebutkan beberapa caranya".

2. Mengubah istilah yang bermakna sempit menjadi yang bermakna luas

Ketika kita mengajukan pertanyaan "Jenis kertas apa yang bisa digunakan untuk membuat layang-layang?", maka kita hanya akan mendapatkan jawaban berupa kertas. Bisa jadi ada beberapa jenis kertas yang bisa digunakan sebagai bahan pembuat layang-layang, tetapi tetap saja terbatas pada bahan kertas.

Lain halnya bila pertanyaan yang kita ajukan semacam ini, "Bahan apa saja yang bisa digunakan untuk membuat layang-layang?". Untuk pertanyaan yang lebih terbuka seperti contoh ini, kemungkinan jawaban yang bakal nongol menjadi lebih banyak. Bisa jadi akan muncul banyak macam bahan seperti plastik dengan berbagai jenisnya atau kain juga dengan pelbagai macam modelnya.

Pada dasarnya kedua macam pertanyaan itu serupa. Namun keduanya menghasilkan jawaban yang bisa sangat berbeda. Hal yang membedakan keduanya adalah penggunaan istilah "kertas" yang terbatas dibandingkan dengan istilah "bahan" yang bermakna lebih luas.

Dan semakin kita membuka diri terhadap kekonyolan, akan semakin banyak lagi variasi jawaban yang bisa kita peroleh. Bisa jadi akan muncul bahan-bahan "aneh" untuk membikin layang-layang, misalnya lembaran seng, karpet atau tanah liat.

3. Menggunakan pengandaian

Masih dengan contoh membuat layang-layang. Ketika kita berpikir hanya dengan melihat kebiasaan orang membuat layang-layang, maka yang terbayang dalam benak kita hanya kertas sebagai bahan dasar pembuatannya.

Namun akan menjadi lain ceritanya saat kita membuka pikiran untuk melihat kemungkinan lain. Sebagai pembuka pintu-pintu kemungkinan lainnya, kita bisa mengupayakannya dengan pertanyaan berunsur kata "seandainya".

"Bagaimana seandainya layang-layang kita bikin dari bahan plastik?" Atau pertanyaan lain yang lebih terbuka lagi, "Bagaimana seandainya layang-layang kita buat dengan bahan selain kertas?"

Hindari Memvonis Ide Terlalu Dini

Saat menjalankan ketiga langkah tersebut, sebaiknya kita selalu mengingat salah satu prinsip kreativitas, yakni hindari melakukan penilaian secara dini atas berbagai kemungkinan yang muncul dari upaya-upaya itu. Jauhkan dulu sikap antipati atas berbagai alternatif konyol yang muncul dari ketiga langkah itu.

Nah, setelah menemukan banyak ide, kita bisa membanding-bandingkannya satu dengan yang lain. Jika telah mengetahui masing-masing kekuatan dan kelemahannya, kita bisa menetapkan satu atau beberapa ide yang akan kita gunakan.

Sekarang kembali ke penjepit kertas. "Contoh soal" yang kerap digunakan dalam pelatihan kreativitas seperti yang telah saya papar pada awal tulisan merupakan salah satu cara membiasakan diri mencari berbagai alternatif solusi atas sebuah persoalan. Dan ini bisa dijalankan seiring dengan 3 langkah di atas.

Setelah melalui tahap seleksi, ide-ide yang tidak terpakai pun masih mungkin mendatangkan manfaat lain bagi kita. Tak terkecuali yang kelihatan nyeleneh sekalipun. Kalaupun akhirnya kebanyakan ide itu tidak menghasilkan produk nyata yang bisa meringankan kerja manusia, anggap saja ide-ide semacam itu sebagai hiburan pelepas penat.

Ketika suatu saat kita sedang menghadapi hambatan menulis yang kondang dengan istilah writer's block dan mencari-cari ide tulisan misalnya, kita bisa membayangkan seseorang yang mengantuk lalu matanya diganjal dengan seutas penjepit kertas. Atau mungkin kita lebih suka membayangkan bagaimana rupa sebuah rumah yang lantai, dinding dan atapnya terbuat dari anyaman paper clips.

Benar, bukan? Ternyata cara memunculkan ide cemerlang tidak serumit yang kita bayangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun